Lihat ke Halaman Asli

Mohamad Gozali

Pendidik di Madrasah Ibtidaiyah

Cerita Guru di Pamekasan, Madura: Nolak Aturan Toilet Berbayar

Diperbarui: 25 September 2023   20:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi gambar: app.leonardo.ai


Cerita seorang guru di MAN 1 Pamekasan, Madura, yang jadi rebutan gara-gara menolak aturan toilet berbayar di sekolah, jadi bahan perbincangan seru. Ini memicu debat panjang soal aturan sekolah dan apa akibatnya bagi guru yang dimutasikan. Kejadian ini bikin kita nangkep gimana susahnya ngurus pendidikan di wilayah Jawa Timur.

Jadi gini, si Kepsek MAN 1 Pamekasan, No'man Afandi, cerita bahwa aturan toilet berbayar itu cuma berlangsung dua minggu doang pada tahun 2018. Alasannya simpel, biar siswa-siswi lebih peduli soal kebersihan toilet. Soalnya, waktu itu toilet di sekolah itu cuma sedikit, dan seringnya kotor. Biar ngatasi masalah itu, sekolah nekat pasang tarif masuk ke kamar mandi dan toilet, seharga Rp 500.

No'man Afandi bilang, alasan utamanya adalah biar siswa-siswi jadi lebih bertanggung jawab soal kebersihan. Dengan aturan itu, anak-anak mulai sadar bahwa toilet yang bersih itu penting.

Tapi, No'man juga ngakuin kalo aturan itu cuma sebentar, dan duit yang masuk dari tarif toilet itu disumbangin ke beberapa masjid dan tempat ibadah. Ini yang bikin orang bertanya-tanya soal kejelasan dalam penggunaan duit sekolah dan apakah benar-benar dipakai untuk keperluan sekolah dan siswa.

Selain itu, debat ini juga membahas masalah mutasi guru yang dianggap sepihak. Ada guru bernama Mohammad Arif yang ngaku dimutasi tanpa pemberitahuan di tahun 2022. No'man Afandi bilang masalah mutasi ini urusan Kantor Agama, bukan sekolahnya. Meski begitu, kasus mutasi guru ini bikin banyak orang was-was soal kestabilan pendidikan di MAN 1 Pamekasan.

Kita yang denger cerita ini sebaiknya bijak dalam menghakimi semua sisi cerita. Meskipun No'man Afandi mengklaim bahwa sekolahnya terus berkembang, kita tetap butuh transparansi dan komunikasi yang jelas antara sekolah, guru, dan orang tua murid buat jaga kualitas pendidikan di MAN 1 Pamekasan, Madura. Sekolah yang sukses tuh gak cuma dari jumlah muridnya yang banyak, tapi juga dari mutu pendidikannya dan kebahagiaan seluruh komunitas sekolah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline