Lihat ke Halaman Asli

Mohamad Gozali

Pendidik di Madrasah Ibtidaiyah

Tempat Magis bagi Sang Pendidik: Menggali Makna Kelas sebagai Surga Tersembunyi

Diperbarui: 1 Agustus 2023   22:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Input sumber gambar : https://lexica.art/


Dalam setiap pukul dua belas siang, terdengar gemuruh langkah kaki yang penuh semangat mengisi lorong-lorong kampus. Disana, dalam satu ruangan bernama "kelas", terhampar sebuah khazanah emas bagi para pencerah hati, bagi mereka yang dengan ikhlas menyandang gelar "guru".

Setiap langkah kaki mereka, seperti berarak menuju surga tersembunyi. Kelas bagi guru bukan sekadar tempat untuk menyampaikan ilmu, namun lebih daripada itu, kelas adalah panggung tiada tara di mana sang guru menari dengan kata-kata, memainkan bait-bait pencerahan, dan menyulap mentari di dalam dada peserta didiknya.

Begitu banyak makna yang tertanam di dalam ruang kelas itu. Bagi beberapa guru, kelas adalah ladang ibadah, di mana setiap ilmu yang mereka berikan, setiap pelajaran yang dipaparkan, menjadi satu doa yang mereka panjatkan. Bagi yang lain, kelas adalah ladang pengabdian, di mana harap dan cita menjadi tali yang mengikat erat hati mereka pada perjuangan untuk mencerdaskan anak bangsa. Dan bagi sebagian guru lainnya, kelas adalah pusat inspirasi, di mana semangat keberanian terbangun, membakar nyala semangat dalam menyongsong masa depan yang lebih baik.

Tak terbantahkan, kelas adalah rumah kedua bagi para guru. Di sana, mereka menatap cermin dalam diri mereka sendiri, menggali esensi dari profesi mulia yang mereka anut. Kehadiran setiap guru di kelas merupakan suatu tanda dari rasa cinta tulusnya kepada ilmu dan para penerimanya. Ruang kelas menjadi cawan suci yang penuh dengan harapan-harapan masa depan, dihiasi oleh goresan tinta yang mewakili kisah perjalanan para pahlawan tak dikenal yang berjuang melampaui batas-batas kebanyakan orang.

Lebih dari itu, secara psikologis, kelas memiliki keajaiban tersendiri bagi para pendidik. Di situlah pikiran mereka mengalir seperti sungai, menyejukkan dahaga ilmu dan wawasan. Perenungan dan introspeksi menemukan tempatnya di ruang kelas itu. Di sanalah hati guru menemukan ketenangan dan kebahagiaan, yang tak tergantikan oleh apapun di dunia ini. Seiring dengan berjalannya waktu, kelas telah menjelma menjadi kawah magma bagi roh dan semangat mereka.

Karena itulah, tak terlalu berlebihan jika dikatakan bahwa kelas adalah jalan surga bagi guru. Di sana, langit dan bumi berpadu harmonis, menyelami ruang dan waktu, menyatu dalam lautan kenangan tak terlupakan. Di sana, setiap hela nafas menjadi doa, setiap kata menjadi mantra, dan setiap senyuman menggetarkan jiwa. Tidak ada pujian dan penghargaan yang bisa mengukur seberapa besar makna kelas bagi sang guru. Karena di balik tirai sederhana itu, tersimpan khazanah emas yang hanya bisa mereka rasakan.

Sungguh, guru adalah aktor perubahan bagi peserta didiknya. Sebuah tugas berat yang menjadi takdir mereka. Namun, bagaimana mungkin sang guru mampu mengalirkan perubahan jika dirinya sendiri tidak menemukan oase kebijaksanaan dan ketenangan di dalam kelas? Untuk menciptakan langkah-langkah menuju kedewasaan dan kematangan bagi peserta didiknya, guru harus menyadari betapa pentingnya "kelas" sebagai tempat rekreasi pikiran dan hati.

Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan agar kelas bisa menjadi tempat rekreasi pikiran dan hati guru. Pertama, ciptakanlah atmosfer yang mengundang inspirasi dan semangat. Semua elemen di dalam kelas harus mampu merangsang daya pikir dan perasaan, seperti warna-warna cerah yang memancarkan kehangatan dan kesegaran. Kedua, jadikan kelas sebagai panggung kreativitas, di mana sang guru dapat dengan bebas mengalirkan ide-ide brilian, dan peserta didik diundang untuk bersama-sama merangkainya.

Ketiga, jangan lupakan sentuhan seni. Kesenian dalam berbagai bentuknya mampu membangkitkan rasa cinta dan rasa keindahan, sehingga peserta didik dapat meresapi pelajaran dengan lebih dalam. Keempat, biarkan kebebasan berpendapat berkembang, sehingga di kelas terbentuk komunitas pembelajaran yang saling menghormati dan mendukung.

Dengan cara-cara tersebut, kelas akan menjadi tempat magis bagi sang pendidik. Sebuah tempat di mana mereka menemukan ketenangan dan kebahagiaan, serta memperoleh kebijaksanaan dan inspirasi. Sebuah tempat yang abadi, mengalirkan kehidupan seiring berjalannya waktu. Semoga kelas tetap menjadi ruang suci bagi guru, di mana surga tersembunyi bersemayam, dan di sana jiwa-jiwa tulus berpadu dalam tarian ilmu dan kasih sayang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline