Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, gerakan mahasiswa sering kali menjadi awal mula perjuangan nasional, seperti yang tampak dalam lembaran sejarah bangsa. Gerakan mahasiswa yang ada di Indonesia dimulai sejak tahun 1908 dan melebar di era reformasi. Gerakan mahasiswa yang dimaksud adalah kegiatan kemahasiswaan yang dilakukan di dalam (intra) maupun di luar (extra) perguruan tinggi. Sehingga saat ini sangat banyak wadah pergerakan yang meregenerasi gerakan dengan cara meningkatkan kecakapan intelektual, moralitas, kepekaan diri terhadap isu lingkungan dan sosial serta kemampuan kepemimpinan.
Namun, Jika kita berbicara tentang gerakan mahasiswa saat ini, keterlibatan anak muda dalam gerakan politik mahasiswa khususnya, sering kali dari tahun ke tahun selalu ada wacana untuk membanding-bandingkan gerakan mahasiswa dari generasi ke generasi. Mulai dari generasi 65, generasi 98, dan generasi saat ini.
Terlebih banyak masyarakat merasa bahwa generasi milenial tumbuh jadi armada yang apatis dan tidak ada bunyinya, sehingga sering dipertanyakan gerakan politiknya dalam mengawal kebijakan pemerintah. Kenapa bisa demikian? Hal ini tentu sangat menarik untuk kita bahas, terlebih jika kita lihat pada fakta yang ada pada gerakan mahasiswa akhir-akhir ini.
Masyarakat harus memahami bahwa generasi jaman sebelum reformasi dan generasi milenial saat ini mempunyai tantangan yang berbeda. Aktivis pada masa orde baru hidup di masa pemerintahan otoriter dan teknologi yang belum terlalu berkembang seperti sekarang. Wajar jika kemudian gerakan yang mereka lakukan adalah dengan demo turun ke jalan, karena belum didukung oleh teknologi yang memadai. Generasi Milenial sekarang tantangannya bukan seperti dulu lagi. Tantangan mereka adalah bagaimana menciptakan karya yang berguna bagi masyarakat, seberapa banyak inovasi dan kreatifitas yang diberikan kepada masyarakat.
Sikap kritis mahasiswa jangan hanya dimaknai ketika menghadapi sebuah masalah saja. Sikap kritis mahasiswa harus dimaknai dengan menjadi problem solver bagi masyarakat. Hari ini, gerakan mahasiswa adalah bagaimana untuk menciptakan teknologi baru yang berguna bagi masyarakat banyak, karena gerakan tersebut juga membawa perubahan bagi kesejahteraan masyarakat. Gerakan mahasiswa itu tidak bisa dimaknai lewat satu perspektif saja, terlebih di era milenial saat ini. Setiap mahasiswa mempunyai caranya sendiri dalam berjuang, dan tentu saja perjuangan tersebut tidak bisa disamakan dengan mahasiswa generasi sebelumnya.
Digitaliasasi Gerakan Mahasiswa
Bersamaan dengan munculnya model gerakan sosial digital, kemudian terbentuklah suatu model partisipasi gerakan sosial yang disebut slacktivism. Slacktivism sendiri merupakan istilah yang muncul bersamaan dengan maraknya kampanye sosial dalam bentuk digital yang memanfaatkan berbagai platform sosial media, berasal dari kata Slack yang berarti malas, dan Activism atau aktifitas. Slacktivism kemudian dapat diartikan sebagai aktifitas atau partisipasi sosial yang terwujud dalam aktifitas semu digital misal dengan like, retweet, atau penadatanganan petisi online.
Ringkasnya mengutip dari Morozov (2009) Slacktivism adalah Gerakan dimana tiap-tiap orang berteriak kencang di media sosial tetapi nihil di gerakan offline (nyata). Selaras dengan pernyataan William Strauss dan Neil Howe dalam buku Generations: The History of America's Future 1584-2069 (Quill New York, 1991) menyajikan teori generasi. Didalam teori generasi itu dibagi menjadi beberapa, lalu diberi label X, Y. Generasi Y ada setelah generasi X (lahir 1961- 1981).
Generasi Y dikenal sebagai generasi millenial atau millenium dan tumbuh besar di era teknologi informasi. Mahasiswa sekarang dapat dikategorikan masuk generasi Y, saya menyebutnya generasi power bank karena sebagian tak bisa lepas dari gadget dan power bank nya.
Tentu tidak salah tetapi jika fokusnya hanya di smartphone itu akan menjadi masalah, sebab jika kita ingin membangun suatu gerakan mahasiswa yang berbicara persoalan gerakan moral (moral force) yang membantu menyuarakan keadilan ditengah- tengah masyarakat harus dimulai dengan melangkah langsung terjun blusukan ke tengah- tengah masyarakat untuk melihat dan merasakan serta mengadakan konsolidasi bersama rakyat untuk bergerak membentuk people power.
Kritik Mahasiswa