Lihat ke Halaman Asli

Lisan Memaafkan, Hati Berontak

Diperbarui: 28 Juni 2017   22:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Lisan Memaafkan, Hati Berontak

Oleh: Moh Afif Sholeh

Sudah menjadi karakter manusia bahwa ia akan suka terhadap orang yang berbuat baik kepadanya, sebaliknya ia akan membenci terhadap orang yang pernah menyakitinya, tidak memandang saudara atau bukan, Momentum lebaran biasa digunakan untuk saling memaafkan satu dengan yang lain, Juminten seorang penjual jamu, sudah 5 tahun tidak saling sapa dengan tetangga yang berada di depan rumahnya, permasalaha keduanya berawal dari masalah sepele, yaitu anaknya Juminten merebut mainan anak tetangganya, sehingga menangis dengan kencangnya. Kemudian orang tua anak itu ke rumah juminten untuk meminta mainannya.

"Jum...jum...keluar kamu!mana anakmu yang bikin nangis anak saya?"tetangganya sambil gebrak gebrak pintu.

Mendengar gebrakan pintu, juminten terbangun dari tidur siangnya, kepalanya pusing karena mendengar suara itu.

"Apa apaan kamu teriak teriak di depan rumah sambil gebrak pintu!" sahutnya sambil naik pitam.

"Ajari anakmu sopan santun, bisanya merebut mainan orang."sambil tunjuk tunjuk muka juminten.

"Eh kamu...kaca dirimu, anakmu juga sering merebut anak mainan anak saya, cuma saya tidak pernah mengadu."jawab dengan muka bengisnya

Keduanya berduel sambil menjambak rambut, mereka berhenti ketika pak RT melerai keduanya setelah melewati depan rumah mereka.

"Berhenti...berhenti, kalian berdua seperti anak kecil saja, sukanya bertengkar saja, kalau kalian tidak berhenti, saya akan panggil polisi."tegasnya.

Akhirnya mereka berhenti bertengkarnya, kemudian mereka disuruh ke rumah masing masing.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline