Lihat ke Halaman Asli

Cerpen | Diusir dari Masjid

Diperbarui: 12 Juni 2017   12:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Diusir dari Masjid

oleh: Moh Afif Sholeh

Setelah pengumuman kelulusan SMA, Bedjo anak kampung Dadap hanya bisa mengamati tentang teman temannya yang asyik memilih kampus yang mereka inginkan, karena alasan tidak ada biaya yang mencukupi untuk biaya kuliah, ia memutuskan untuk ke Jakarta untuk mencari perkerjan walau menjadi kuli bangunan setelah salah satu saudaranya menawarinya.

"Emak, saya mau ke jakarta untuk kerja, dan hasilnya saya akan gunakan untuk biaya melanjutkan kuliah disana." tutur Bedjo kepada emaknya.

"Iya, emak doakan semoga berhasil apa yang kamu cita citakan."Ibunya mendoakan.

"Amin." sahut Paidjo.

Setelah Paidjo menyiapkan perlengkapan yang akan dibawa, ia juga membawa banyak buku yang akan menemani dikala kosong. Setelah berpamitan dengan orang tuanya, Paidjo berangkat dengan naik bus dengan tujuan Jakarta. Sesampainya disana ia langsung ke tempat kerjaan yang baru mau dibangun tiga lantai.

Tiap hari ia kerja dari jam 07.30 sampai 16.30, selesai itu iya langsung mandi, lalu menuju ke masjid untuk shalat magrib, dengan mengisi waktu untuk membaca buku agama atau pengetahuan umum. Kebiasaan paidjo pulang dari masjid sekitar jam 21.00. Suatu ketika ia pernah membaca seperti kebiasaannya, lalu ada seseorang yang mengusirnya sambil marah marah.

"Hi, kamu enak-enakan saja baca buku disini, emang kamu bayar listrikkah?"Tuturnya sambil tunjuk jari ke paidjo.

"Maaf pak, saya cuma baca buku, tidak ada tujuan apapun."tutur paidjo.

Setelah dimarahin orang, akhirnya paidjo pulang ke kerjaan dan memutuskan untuk tidak shalat jamaah lagi di Masjid itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline