Lihat ke Halaman Asli

Moh Rudi

Pedagang buku yang senang menulis dan jalan-jalan

Pramoedya Ananta Toer, Secuil Ingatan

Diperbarui: 11 Januari 2021   14:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo dok. Pribadi

Pramoedya Ananta Toer, secuil ingatan
(Catatan kecil penggemar & penjual buku)

Oleh M. Rudi 

Sudah terlalu banyak orang dan media menulis tentang Pram, mulai dari penulis asing hingga penulis-penulis Indonesia sendiri. Baru-baru ini bahkan ada dua buku baru tentang Pram yang terbit, "Pram dalam kliping" disusun Deni Rachman, penulis dan pegiat buku di Bandung, satu lagi buku "Yang tersisa dari Pram & catatan lain" ditulis oleh Gilang Saputro. 

Kedua buku tadi terbit akhir tahun 2020. Pada tahun 2017 buku "Pram dan kenangan pulau Buru" karya Rudolf Mrazek diterbitkan ulang penerbit di Yogyakarta.

Jauh sebelum itu ada pula buku di susun Adhy Asmara dr, bertajuk "Analisa ringan kemelut roman karya pulau Buru 'Bumi manusia' Pramoedya Ananta Toer. Buku yang terbit tahun 1980 ini bukan berisi tulisan Adhy Asmara sendiri, melainkan sekumpulan penulis lain seperti Rendra, Goenawan Mohamad, A. Teeuw, Hasyim Rahman, dll. 

Pada Tahun 1997 muncul sebuah buku "Polemik hadiah Magsaysay" menyoal penghargaan Magsaysay diterima Pramoedya. Seingat saya ada satu buku lagi mendokumentasikan penolakan hadiah Magsaysay untuk Pram, buku ini berisi diskusi-diskusi terjadi pada pertemuan di TIM dihadiri banyak tokoh antara lain Ikranegara, Goenawan Mohamad, Taufik Ismail, dll. 

Meski sebentar, Pram juga hadir dalam diskusi tersebut. Sayang sekali saya lupa judul buku bercover hitam putih itu. Selain buku-buku diatas, banyak buku lain ditulis oleh adik Pram sendiri, Soesilo Toer, serta tulisan berbentuk esai, artikel dan sebagainya menyangkut Pramoedya.

Novel 'Bumi manusia' diangkat ke layar lebar 2019 lalu oleh sutradara Hanung Bramantyo. Sesungguhnya itu bukan pertama kalinya karya Pram diadaptasi sebagai sinema. Djoko lelono pernah menyutradarai film berdasarkan karya Pram pada tahun 1955, film ini berjudul "Rindu damai" dibintangi Ellya Rosa dll. 

Pada tahun 1956 Djoko Lelono menggarap lagi sebuah film berdasarkan karya Pram yang kemudian terangkum pada buku "Cerita dari Jakarta", film ini berjudul "Peristiwa Surabaya Gubeng" dibintangi salah satunya oleh Tan Tjeng Bok. 

Pada tahun yang sama muncul pula "Buruh bengkel" berdasarkan fragmen novel 'Gulat dari Jakarta' yang hanya menulis Asrul Sani sebagai penulis naskah. Tahun 1957 seorang indo kelahiran Jerman, Waldemar Caerel Hunter alias S. Waldy, menggarap film berdasarkan cerpen 'Anak haram' yang terangkum dalam kumpulan cerpen "Cerita dari Blora". Film dibintangi Sofia WD ini berjudul "Biola".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline