Lihat ke Halaman Asli

Moerni Tanjung

founder of https://moerni.id

Kisah Tragedi Berdarah Kanjuruhan: Wajah Korban Biru dan Menghitam, Nyaris Tak Bisa Dikenali

Diperbarui: 5 Oktober 2022   19:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumarsih ibu dari almarhum Ibnu Muhammad Rafi. Korban meninggal dunia Tragedi Berdarah Kanjuruhan. Foto: Kompas TV/tangkapan layar

Kisah tragedi berdarah Kanjuruhan masih menyesakkan dada. Sejumlah saksi mata termasuk keluarga korban. Mulai mau bercerita. Tentang apa yang terjadi. Di Stadion Kanjuruhan. Sabtu malam itu.

MALANG -- Moerni

"Bu Rafi gak ono (meninggal). Bu. Rafi meningga dunia. Kena korban Arema." Kenang Sumarsih. Ibu dari Ibnu Muhammad Rafi. Salah seorang korban meninggal dunia. Tragedi Kanjuruhan.

Telepon itu datang dari anak sulungnya. Yang malam itu. Juga menonton pertandingan antara tuan rumah Arema FC dan Persebaya Surabaya.

Rafi berangkat ke stadion bersama dua saudaranya. Kakak pertama menonton di VVIP. Yang nomor dua menonton di VIP. Sementara Rafi yang anak ketiga. Kata ibunya. Menonton dari tribun ekonomi. Alasannya. Mau kumpul sama teman-teman SMAnya.

Sumarsih tak merasakan firasat apapun. Namun ketika mendapat kabar tentang Rafi. Ia shock bukan main. Bak tersambar petir. "Saya teriak. Saya nangis. Saya nggak bisa apa-apa. Waktu itu. Saya hanya bisa nangis. Dan teriak aja." Ungkapnya di Kompas Petang KOMPAS TV, Senin (3/10) lalu.

Setelah lebih tenang. Ia bergegas memerintahkan anak sulungnya. Untuk mencari keberadaan Rafi. Anak sulungnya mencoba menelpon Rafi. Begitupula Sumarsih. Tapi Rafi tak mengangkat telepon. Hanya berdering berkali-kali.

Hingga akhirnya. Usaha Sumarsih menelpon berhasil. Ada yang mengangkat telepon. Tapi yang bicara suara perempuan. Bukan Rafi. Perempuan itu bilang ke Sumarsih. Untuk mengecek Rafi di rumah sakit. Rumah Sakit Islam (RSI) Gondanglegi, Malang.

Sumarsih langsung meminta anak sulungnya berangkat ke RSI Gondanglegi. Anak sulungnya berangkat bersama anak ke dua. Naik motor berboncengan.

Mereka mencoba mencari Rafi. Di ruang perawatan. Tapi tak bisa menemukan adiknya. "Kata perawatnya. Kalau nggak ada. Tolong cari di ruang jenazah." Cerita Sumarsih. Menirukan ucapan perawat kepada anak-anaknya. Saat di RSI Gondanglegi.

Anak sulung Sumarsih bergegas ke ruang jenazah. Saat itu sudah berjejer kantong jenazah. Lalu dibuka satu persatu. Tapi tak ada Rafi. Anak sulung Sumarsih tak bisa menemukan adik. Rafi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline