Lihat ke Halaman Asli

Sedekah Bumi Masyarakat Betawi Bambu Apus

Diperbarui: 18 Juni 2015   00:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1410541668349964436

Sedekah Bumi Masyarakat Betawi Bambu Apus

Oleh : Maulana Muladi

Jumat siang (12/9/2014) masyarakat sudah menyemuti kantorsekretariat RW 05 Kelurahan Bambu Apus Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur. Anak-anak hingga dewasa sudah mengerubungi berbagai hasilbumi yang tergantung di dua sisi jalan SMP 180. Hasil bumi berupa singkong, daun bayam, kangkung, pare, kacang panjang dan talas sudah mulai dipegang-pegang dan siap ditarik.

Meski acara baru pembacaan doa dan tahlil, aksi tarik menarik hasil bumi sudah dimulai. Anak-anak hingga dewasa heboh berebutan sayuran yang tergantung di bambu panjang. Tidak sampai 10 menit semua hasil bumi yang tergantung itu sudah ludes. Kehebohan belum berakhir saat ditengah perebutan sayuran, panitia menyebar sekantong plastik ikan lele ditambahi dengan taburan uang recehan.Kembali aksi rebutan terjadi. Tak lebih dari 5 menit I sekantong plastik ikan lele ludes berikut juga uang recehan.

Terlihat wajah-wajah senang anak-anak hingga ibu-ibu saat membawa sayuran hasil rebutan. Mereka langsung membawa pulang hasil rebutannya ke rumah.Ada yang membawa berikat-ikat bayam dan kangkung. Ada yang menggenggamsingkong berikut tangkainya. Ada pula yang memegang satu ekor ikan lele.

Tradisi Tahunan

Acara rebutan hasil bumi ini merupakan acara budaya Sedekah Bumi atau orang asli Betawi Bambu Apus disebut dengan Baritan. Acara ini digelar setiap tahun dibulan Dzulqa’idah atau bulan Apit oleh masyarakat Betawi Bambu Apus Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur.

“Sedekah Bumi atau Baritan merupakan tradisi tahunan masyarakat Betawi Bambu Apus. Setiap tahun di bulan Apit, tradisi ini digelar denganpartisipasi masyarakat yang cukup tinggi,” ujar K. Komarudin, ketua RW 05 Kelurahan Bambu Apus Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur.

Menurutnya, karena Sedekah Bumi sudah menjadi tradisi tahunan, maka masyarakat di kawasan Bambu Apus sangat antusias mengikuti prosesi budaya tersebut. Masyarakat khususnya para petani berpartisipasi aktif menyumbangkan hasil buminya berupa sayuran,buah dan ikan.

“Hasil bumi yang tergantung di dua sisi jalan SMP 180 itu merupakan hasil sumbangan para petani untuk acara sedekah bumi. Dan ini sudah berlangsung puluhan tahun,” ujar Komarudin.

Ditambahkan Komarudin, tradisi Sedekah Bumi yang digelar masyarakat Betawi Bambu Apus merupakan bentuk syukur kepada Allah SWT karena telah memberikan hasil bumi yang berlimpah . Oleh karenanya mereka menyumbangkan hasil bumi kepada masyarakat luas sebagai bentuk sedekah.

Sebagai tradisi budaya, Sedekah Bumi akan terus dipertahankan dan akan dijadikan sebagai wadah silaturahmi antara masyarakat dengan aparat pemerintahan. Selain itu acara budaya ini sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT atas rezeki hasil bumi yang melimpah.

Tradisi Sedekah Bumi akan berlanjut hingga malam hari dengan pagelaran Wayang Kulit Betawi dengan Dalang Niri Neran dari Cibubur, Jakarta Timur.

Menurut Komarudin, pagelaran Wayang Kulit Betawi ini sebagai penutup tradisi Sedekah Bumi. Biasanya lakon dalam Wayang Kulit Betawi ini berisikan nasehat-nasehat keagamaan dan kehidupan sosial kemasyarakatan. ****

[caption id="attachment_358872" align="alignnone" width="150" caption="Sedekah Bumi Masyarakat Betawi Bambu Apus Jakarta Timur"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline