Lihat ke Halaman Asli

Mandul

Diperbarui: 11 September 2020   19:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kutulis sajak ini

dari seorang pemegang pena

yang termenung di tepi sungai tohor

telaga hitam penanya

Menyaksikan pohon meranggas

paru paru perunggu bernapas tiada air

tanpa sirip melintas di dalamnya

bibir pucat kering

Diakah seorang penyair

Hidup dari menyerap napas puisi

cangkulnya berupa pena

menyemai benih alfabet

di ladang massa

Malang, 23 Agustus 2020.



Moehammad Abdoe



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline