Lihat ke Halaman Asli

Modest Sheeran

Freelance, Penulis/Blogger

Tak Kenal Maka Tak Sayang

Diperbarui: 6 Februari 2024   12:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Fairyzie.blogspot.com

Tak Kenal Maka Tak Sayang


karya : Modesta Seran Bouk

A. Tradisi Budaya

Budaya selalu menjadi ciri khas masyarat Indonesia, semua daerah memiliki ritual adat yang masih dipertahankan, dan di jaga kelestarianya. Meskipun zaman semakin maju dan teknologi berkembang pesat, bukan berarti warisan budaya nenek moyang dilupakan. Hal inilah yang dipegang teguh oleh masyarakat Kupang, Kupang yang dikenal lantaran keindahan alamnya masih memegang teguh dan melestarikan ritual adat hingga kini, Tak heran jika banyak wisatawan asing yang tertarik ingin menyaksikan ritual adat dan budaya kupang.

Beberapa ritual Kupang yang perlu diketahui antara lain sebagai berikut,
1. Ritual Reba

Ritual Reba merupakan adat yang digelar sebagai bentuk rasa syukur atas kesejahteraan yang diperoleh dari Tuhan Yang Maha Esa. Ritual adat ini dilakukan oleh suku Ngada yang mendiami Kupang. Dalam ritual ini warga akan menggunakan uwi, atau ubi sebagai simbol jiwa dari seluruh rangkaian kegiatan, konon, uwi merupakan bentuk jelmaan Dewi Langit yang turun ke bumi dan menjelma menjadi makanan yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat Ngada.

Dalam proses upacara ini, tata cara yang digunakan hampir menyerupai misa agama kristen lantaran diisi oleh pemuka agama dan petinggi daerah setempat. Dalam pelaksanaannya ,setidaknya terdapat lima puluh warga suku Ngada. yang hadir untuk mengikuti upacara.

2. Upacara adat Weleng Wulung

Upacara Adat Weleng Wulung merupakan upacara yang dilakukan untuk menyambut datangnya Gerhana bulan. Masyarakat Kupang akan menyambut momen ini dengan suka cita, sebagai simbol kebahagiaan warga akan membunyikan gendang dan gong dirumah adat setempat secara bersamaan.

Sewaktu gendang dan gong dibunyikan, warga akan berkumpul dan mengikuti jalannya ritual adat. Menurut kepercayaan warga setempat gerhana bulan tidak akan mendatangkan bahaya, justru membawa rejeki dan berkah untuk masyarakat, oleh karena itu, kedatangan gerhana bulan disambut dengan tarian, musik dan nyanyian sebagai wujud rasa syukur.

3. Hel Keta

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline