Lihat ke Halaman Asli

Harapan

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Nada dan alunan lagu kini menjadi teman sejati

Mendampingi daku saat bayang samar dirimu mulai menyapa

Menghantarkan pilu dan beban derita yang tak berkesudahan

Yang aku sendiri tak tau apa penyebabnya ???

Akankah senyum yang terkulum dari bibir kecil manismu ?

Ataukah manjamu yang sering ku jamah dengan kasih sayang dan perhatianku ?

Atau mungkin karena kenangan yang telah terpatri dengan baik dan utuh di dalam lubuk hati ini ?

Labirin, ?

Iya, hati dan perasaan ini terjebak di lingkaran itu

Tak tau harus ke arah mana batin ini berlabu

Sering kali tersesat dalam khayalan semu

Hm,

Sungguh,

Dan sangat benar,

Dunia ini begitu fana

Samapai;-sampai keturunan adam pun bingung di buatnya

Harapan,

Hanya itu yang tersisa dalam palung hati sang pemimpi ini

menjadi satu-satunya alasan yang memberikan semangat sekaligus kekuatan

utuk

tetap hidup dan setia dalam pengharapan serta penantian ini.

@ ching­ ali

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline