Lihat ke Halaman Asli

Moch Yunus Ali

Jurnalis Santri

Wanita Iblis

Diperbarui: 27 Maret 2024   00:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Somebody

Dor

Dor

Dor

Tiga tembakan terakhir dilepaskan oleh salah satu anak buahku. Peluru itu melesat tepat di jantung Doni, adik tiriku yang sering memperlakukanku layaknya binatang. Baru kali ini aku merasakan darah segar yang menempel di kakiku dengan perasaan bahagia. Namun, hatiku belum merasa puas dibandingkan semua kejahatan yang pernah keluarga ini lakukan kepadaku.

Setapak demi setapak kakiku melangkah menuju perempuan yang selama ini aku anggap sebagai mama tiriku itu. Dengan tangan dan mulut yang disegel, dia hanya bisa menyucurkan air mata menyaksikan anak bungsunya terbunuh dengan sadis.

"Maaaaah, mama gak papa kan?" Sapaku, mengelus-elus rambutnya yang acak-acakan. "Mama tenang aja, sebentar lagi mama akan ketemu lagi sama Doni." Kutarik rambut perempuan itu sampai menjerit kesakitan.

Mata mama melototiku dan mulutnya bergerak-gerak, seakan-akan ada yang mau ia katakan. Aku pun membuka lakban yang yang ada di mulutnya dan sepontan mama meludahi wajahku. Aku tersenyum dan tertawa ringan. Tanpa pikir panjang, kuambil pukulan besi yang ada di tangan anak buahku, lalu kupulkan ke kepala mama, sampai mebuatnya tergeletak dengan kepala yang berlumuran darah.

"Cek perempuan itu!" Titahku ke salah satu anak buahku.

"Siap bos." Ia pun memeriksa pernafasan mama. "Dia belum mati." Kata anak buahku.

Tak lama dari itu, mama tersadar dan mulai membuka matanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline