Lihat ke Halaman Asli

Moch Thariq Shadiqin

Karyawan Swasta kadang kuliah pascasarjana di pleburan, kadang nulis, kadang tidur

Selama Kita Masih Melihat Senyum Orangtua, Dunia Akan Baik-Baik Saja

Diperbarui: 30 Januari 2024   23:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Sebelum dilahirkan di dunia, ibu dan ayah bersama merawat kita dalam kandungan  dengan cinta dan kasih. Berbagai sumber menyatakan bahwa badan manusia hanya dapat menahan kesakitan hingga 45 del. Namun pada saat ibumu melahirkan dapat mengalami kesakitan hingga 57 del. Rasa sakit ini setara dengan 20 tulang yang dipatahkan secara bersamaan. Terbesitkah dalam benak hati bahwa sejak awal kehadiran kita sungguh menyakitkan ! Namun orangtua menyambut kita dengan penuh senyuman......

Pernahkah kita merenung sejenak bagaimana cara orangtua mengajari kita makan dan minum ? Keduanya adalah kebutuhan pokok manusia,  namun nyatanya kita tak dapat langsung menelan tanpa peran mereka. Ayah dan ibu menggunakan berbagai cara agar sesuap nasi dapat masuk ke rongga mulut. 

Pernahkah kita melihat sepasang suami istri yang sedang berusaha mengibaratkan sendok adalah sebuah kereta yang akan masuk ke dalam terowongan "putriku sayang keretanya ibu  mau lewat terowongan adik nih, dibuka yuk mulutnya aaaa, aaaa, yeay pinter anak ibu. Satu suap lagi ya, sekarang gantian ayah yaaa, lantas kita mendengar suara tangisan seorang bayi"

Kesabarannya seluas samudra, bukanlah hal yang mudah untuk membujuk makan, kita benar-benar menyulitkan ! Namun orangtua membujuk kita dengan penuh senyuman.....

Saat beranjak remaja, kedua orangtua mulai memikirkan biaya sekolah. Jujur saja seringkali saat kedua orangtua sedang letih pulang bekerja, kemudian kita datang menagih berbagai kebutuhan. "Ayah, ibu besok waktunya membayar seragam baru"; "Ayah, ibu besok waktunya membeli LKS"; "Ayah, ibu aku membutuhkan laptop" ;"Ayah, ibu tanggal 2 waktunya membayar SPP" 

Sesekali mereka berkata "minggu depan ya , belajarnya harus tambah giat ya" Ternyata tanpa kita sadari begitu banyak yang kita pinta hingga membuat beban namun kedua orangtua berusaha mewujudkannya, dengan senyuman .....

Bahkan hingga kita dewasa, mulai mengenal teman dan kekasih, orangtuamu mulai cemburu akan waktu yang terbagi atau bahkan jauh memprioritaskanteman teman dan kekasihmu. Namun, ketika teman dan kekasih tiada atau membuatmu terluka, hanya kedua orangtua yang menyambut dirimu cerita kita dengan senyuman......

"Selama Kita Masih Melihat Senyum Orangtua, Dunia Akan Baik-Baik Saja" adalah ungkapan sederhana namun memiliki makna mendalam bahwa seberapa sulitnya keadaan dunia selalu ada tempat bersandar yang mengharapkanmu yakni orangtua

Namun, ketika orangtua masih ada di dunia mengapa sering kita abaikan ? apakah karena dunia terasa  baik-baik saja ketika keduanya ada? apakah karena kita merasa masih dapat mengandalkan mereka?

Bagaimana jika keduanya  tiada, apakah duniamu baik-baik saja? Sanggupkah kita memadu rindu tanpa kehadiran fisiknya?

Saya yakin jawabannya tidak. Maka bergegaslah buat ayah dan ibu kita tersenyum sesegera mungkin, sebelum tangismu jatuh dalam pusara




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline