Lihat ke Halaman Asli

Moch Taufiq Zulmanarif

Content Writer Mojokerto

Pembelajaran Jarak Jauh, Derita atau Berita Gembira?

Diperbarui: 21 Maret 2020   08:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Awalnya banyak yang mengira pembelajaran jarak jauh atau daring dapat memberikan solusi jangka pendek untuk mengatasi merebaknya wabah COVID-19. 

Wabah yang mengkhawatirkan penyebarannya karena dari beberapa sumber dapat bermutasi dan dengan mudah berpindah dari satu inang ke inang lainnya. 

Hingga tulisan ini dibuat di indonesia khususnya sudah terdapat 369 kasus dalam beberapa minggu saja. Kondisi demikian menuntut untuk semua orang dapat tinggal di rumah dan mengisolasi diri selama 14 hari untuk tidak berkegiatan di luar lebih lama.

Presiden meminta agar semua pembelajar dapat belajar dari rumah saja, agar dapat mengurangi penyebaran virus COVID-19 yang terjadi saat ini. Arahan ini langsung di respon dengan berbagai kebijakan mulai dari lockdown kota, memberlakukan KLB, work from home, social distancing di berbagai instansi, menutup akses masuknya WNA dari negara dengan kasus tertinggi dan lain sebagainya. 

Salah satu yang menarik perhatian adalah kebijakan untuk kuliah daring dan pembelajaran dari rumah. Hal ini sangat menarik karena sudah saatnya untuk pembelajaran melalui berbagai platform digital yang mendukung tanpa harus datang ke sekolah atau kampus. 

Kebijakan ini memang sedikit mengejutkan bagi dosen/guru yang umumnya hanya menyampaikan tugas atau materi langsung di kelas. Kekurangan pun langsung terlihat dengan belum pahamnya mahasiswa akan kuliah online atau tugas online yang di berikan.

Pemahaman akan kemudahan dalam mencontek dan belajar memahami soal masih menjadi persoalan di tengah larangan untuk berkumpul ramai-ramai. 

Ketidakpahaman akan kekhawatiran penyebaran COVID-19 yang cepat terkalahkan oleh dorongan untuk kemudahan dalam pengerjaan soal atau tugas yang diberikan. 

Selain itu infrastruktur dan koneksi yang baik di lingkungan kampus atau beberapa cafe mendorong untuk datang ke wilayah-wilayah tersebut. Penghentian penyebaran yang dilakukan oleh pihak kampus/sekolah menjadi tidak berguna bila hanya berpindah tempat berkumpul saja. 

Edukasi yang diberikan pun tidak serta merta diperhatikan. Memang di wilayah tersebut belum separah kondisi di Kota Jakarta sehingga banyak yang menyepelekan. Apabila sudah merebak akhirnya merekalah sendiri korbannya.

Pembelajaran daring kali ini diperlukan pemahaman dan adaptasi yang harus dilakukan baik pembelajar maupun yang di ajar. Hal ini karena sistem baru yang mengharuskan untuk menyiapkan koneksi dan pemahaman akan sistem yang digunakan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline