Lihat ke Halaman Asli

Mr. Roneyy

Mahasiswa

Misteri di Balik Air Terjun Banyu Pedot Desa Tamanayu Pronojiwo Lumajang

Diperbarui: 20 November 2022   08:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri


Desa Tamanayu merupakan desa terbesar di Kecamatan Pronojiwo maka tak heran jika desa ini cukup banyak wisata alamnya, ada puncak sriti camping ground dan sunset point, coban sriti, damarwulan, puncak nanas termasuk Air Terjun Banyu Pedot ini, pemerintah desa hati ini proses merintis Desa Tamanayu untuk menjadi desa wisata.

Tentu tidak sembarangan dalam pengambilan nama wisata salah satunya Air Terjun Banyu Pedot ini, pasti ada alasan yang terselubung sehingga muncul nama Banyu Pedot, informasi dar8 masyarakat Air Terjun Banyu Pedot ini sempat mau diangkat menjadi wisata resmi namun karna waktu itu pandemi merajalela alhasil banyu pendot ini tidak jadi karna faktor wabah yang melanda.

dokpri

Yang menjadi miteri dari wisata Banyu Pedot adalah konon katanya menurut warga sekitar disana ada Lutung jawa dan merak hijau yang menjadi penghuni disana namun hanya orang tertentu yang bisa melihatnya.

Wisatanya cukup keren bisa memanjakan mata ketika kita melihatnya, karna dari air terjun yang cukup tinggi dan cantik sehingga membuat wisatawan betah berwisata disana namun air terjun banyu pedot itu hanya hidup ketika musim hujan saja, ketika musim kemarau air terjun itu mati karna sumber yang ada diatas mati, dan masyarakat desa Tamanayu khususnya dusun jagokereng akan kebingungan air minum dan air untuk kehidupan sehari-hari.

Itulah alasannya air terjun itu dinamakan Banyu Pedot, Banyu merupakan bahasa jawa yang ketika diartikan ke bahasa Indonesia adalah "Air" dan Pedot adalah "Putus" sehingga menjadi "Air yang putus" karna air terjun jatuhnya tidak langsung ke sungai utama masih ada sungai diatas sungai utama sehingga wisata air terjun banyu pedot ini mempunyai keunikan tersendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline