Lihat ke Halaman Asli

Aktivitas Militer di Ruang Angkasa Ditinjau dari Space Treaty 1967

Diperbarui: 1 Juni 2022   14:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo by SpaceX

Negara pada dasarnya terdiri atas unsur wilayah, rakyat, pemerintahan yang berdaulat dan adanya pengakuan secara de facto dari negara lain. Wilayah yang dimaksud disini ialah sebuah tempat dimana rakyat dapat tinggal dan bermukim guna menetap dan melakukan mata pencahatian. 

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008, wilayah terdiri dari: wilayah daratan, wilayah lautan dan wilayah udara (air space). 

Wilayah udara (air space) dapat diartikan sebagai wilayah diatas daratan dan lautan sebuah negara, dari tafsiran tersebut dapat diketahui bahwa sebuah negara mempunyai tiga dimensi kewilayahan yang tidak dapat dipisahkan (darat, laut, udara).

Berbicara tentang wilayah ruang udara maka tidak dapat dipisahkan dengan ruang angkasa, saat ini keadaan lalu lintas ruang angkasa semakin ramai dengan semakin banyaknya objek ruang angkasa seperti satelit yang diluncurkan oleh manusia. 

Dilansir dari Kompas, hingga tahun 2021 terdapat sekitar 7.500 satelit yang telah diluncurkan. Hal tersebut tidak akan menjadi sebuah masalah sepanjang dilakukan untuk tujuan kamanusiaan. 

Namun, perlu diketahui bahwa satelit-satelit yang diluncurkan oleh manusia ke ruang angkasa ternyata juga untuk keperluan militer dari berbagai negara. 

Contohnya negara adidaya seperti Amerika Serikat yang saat ini sudah mempunyai 123 satelit, Rusia dengan 74 satelit dan China dengan 68 satelit. Dalam keperluan militer sendiri satelit-satelit tersebut digunakan untuk keperluan pengumpulan informasi, komunikasi hingga pengintaian.

Adapun bentuk-bentuk pemanfaatan ruang angkasa untuk aktivitas militer biasanya menggunakan berbagai jenis satelit yaitu satelit-satelit yang digunakan untuk kepentingan militer.

Sebagai contoh yaitu satelit pengintai fotografis, satelit pengintai elektronik, satelit pengamat laut dan samudera, satelit peringatan dini, satelit komunikasi, satelit navigasi dan satelit meterologi dan ageodesi. Serta sistem pertahanan antisatelit atau yang disebut Anti-Satellite system, Ballistic Missile Defense dan Strategic Defense Initiative.

Dari pernyataan tersebut maka dapat diketahui bahwa ruang angkasa dapat menjadi ancaman perang karena wilayah tersebut menjadi sarana bagi negara-negara untuk meletakkan satelit-satelit pengintai yang dapat dianggap sebagai senjata militer. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline