Lihat ke Halaman Asli

Moch Shidiq

Pendidik di Klaten, penulis buku

Suka Duka Penelaah Aksi Nyata Batch 2: "Tolong diloloskan"

Diperbarui: 29 Juni 2024   11:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penelaah aksi nyata teman sejawat bacth 2 sedang mengabadikan gambar. (Foto:Dok/Intan)

Perjalanan penelaah aksi nyata Bacth 2 mendekati babak akhir. Banyak suka dan duka yang dialami seorang penelaah. Bahkan, tidak jarang seorang penelaah harus melototi laptop, demi bisa menelaah aksi nyata teman sejawat, belum juga ada target dari team PMM Kemendibudristek.

"Alhamdulillah, dengan berjalannya waktu kita bisa sampai dipenghujung menelaah aksi nyata teman sejawat  bacth 2," papar Intan Gabetta Siahaan, S.Pd, Gr dalam bincaangannya dengan Kompasiana, Sabtu (29/6/2024). Menurutnya, di awal penelaah kita agak grogi, karena yang kita kerjakan ini menelaah teman sendiri.

Penelaah aksi nyata tidak mudah

Intan yang juga guru penggerak ini lebih jauh mengatakan,  menjadi penelaah aksi nyata itu memang tidak mudah, selain harus mengikuti test dan memenuhi berbagai persyaratan, seorang penelaah harus tahan banting, terkait pemenuhan penelaah aksi nyata teman sejawat bacth 2. "Hanya untuk mensinkronkan CMS saja, butuh keseriusan," tukas Intan.

Penulis yang juga  penelaah aksi nyata merasakan betapa seorang penelaah itu harus serius dalam melakukan tugasnya.  "Ini menyangkut lolos validasi dan mendapatkan sertifikat sesuai topik yang dikerjakan. "Guru biasanya akan menampatkan pelatihan mandiri PPM sebagai Rencana Hasil Kerja dalam pembuatan e-kinerja, sehingga keberadaannya - sertifikat - sangat dibutuhkan," ujar Shidiq.

Dikatakan, sebagai penelaah yang susah ketika ada teman, untuk meloloskan aki nyatanya di PMM. "bolak-balik aksi nyata saya di tolak. Jadi tolong di loloskan ya," ujar seoarang guru yang minta aksi nyatanya untuk di loloskan. Padahal kita tahu bahwa penalaah aksi nyata itu  bekerja berdasarkan sistem. Artinya, tidak bisa, seoarang penelaah itu memilih aksi nyata teman sekolah atau teman satu kecamatan atau satu kabupaten," tandasnya,

Shidiq dan Intan yang satu kabupaten Klaten, sama sekali belum pernah menelaah aksi nyata temannya sendiri. "Jangankan teman satu sekolah, teman satu kabupaten saja tidak bisa," papar Intan yang dibenarkan oleh Shidiq. "Jadi sebenarnya penelaah aksi nyata batch 2, tidak bisa milih aksi nyata temannnya atau bahkan saudaranya sendiri sekalipun, tidak bisa. Penelaah bekarja secara sistem dan profesional," tukas Intan lagi.

Moch. Shidiq, salah satu peserta penelaah aksi nyata teman sejawat batch 2. (Foto:Dok/Diq)

Kombel Penasya Batch2

Sementara sukanya sebagai seorang penelaah aksi nyata teman sejawat, selain memiliki teman satu nusantara - se Indonesia- baik dari tingkat TK,SD,SMP, SMA/SMK, seorang penelaah akan mendapatkan ilmu seputar kurikulum merdeka dan implementasinya. Karena setiap hari Kamis tim PMM membuka ruang diskusi bersama. "Nah dari diskusi inilah kami tambah memiliki wawasan keilmuan mendalam," ujar Shidiq menambahkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline