Lihat ke Halaman Asli

Moch Shidiq

Pendidik di Klaten, penulis buku

Kepala BBGP Jateng : "Jadilah guru yang dirindukan"

Diperbarui: 24 November 2023   09:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peserta pengembangan kompetensi guru dan tenaga pendidikan Jateng sedang serius menyanyikan lagu Indonesia Raya (Foto: Dok/Diq)

BBGP (Balai Besar Guru Penggerak) Jawa Tengah mulai Kamis - Sabtu (23-25/11) menggelar pengembangan kompetensi guru dan tenaga pendidikan di beberapa hotel di Semarang, salah satunya Harris hotel Sentraland, Jl. Ki Mangun Sarkoro No.36 Karangkidul Semarang.

Kegiatan yang diikuti 400 an guru dan tenaga pendidik di buka, Kepala BBGP Jateng, Darmadi, S.Pd,M. Pd. Mendampingi para tenaga pengajar dari Widya Iswara.   Menurutnya, satu peranan bagi guru bagaimanapun akan terus dikembangkan, karena memang guru merupakan salah satu penentu masa depan bangsa. 

Dikatakan, peserta yang ikut program guru inovatif di lingkungan BBGP Jawa Tengah lebih dari 1.300 orang, namun yang masuk nominatif dan yang undang saat ini hanya ada 400 an. "Jadi bapak ibu guru ini terpilih sebagai motivasi guru di Jawa Tengah" jelasnya.

Pengembangan kompetensi guru dan tenaga kependidikan terdiri dari guru PAUD, SD, SMP, SMA/SMK. "Semua guru memiliki peran dan keberadaan yang sama, yakni memajukan dan mencerdaskan anak bangsa. Kalau guru masih memiliki semangat yang tinggi, bisa dipastikan kemajuan bangsa masih ada haraan," tukasnya.

Guru, tambahnya, hendaknya konsekwen dengan tugas masing-masing, sampai kapanpun. Karena guru, pada prinsipnya  harus terus mengedepankan belajar seumur hidup. Termasuk di dalamnya tugas menunggu ujian. Guru harus caar lah," tandasnya.

Peserta dari Klaten, tampak serius mengikuti pengembangan kompetensi guru dan tenaga kependidikan (Foto: Dok/Diq)

Salah satu ciri guru profesional, ketika ketemu sama-sama seprofesi, yang dibicarakan adalah seputar pekerjaannya sehari-hari. Selain itu, kita harus menjaga marwah seorang guru, dimana tetap menjaga baik seorang guru.

"Dalam mengajar, hendaknya guru mengajar dengan sepenuh hati. Jadi yang bicara adalah hati," tandasnya.

Guru tidak ada kata mantan. Yang ada adalah figur pendidik sebagai sepanjang hayat atau guru yang mulai. "Jadilah guru yang didambakan atau dirindukan peserta didik dan masyarakat.,"tandasnya.

Guru itu profesi yang mulia, tetapi belum tentu guru semua mulia. "Jadi di sinilah kita perlu berintropeksi tentang keberadaan guru itu sendiri," tukasnya. 

Peserta antusias mengikuti pengembangan kompetensi guru. (Foto: Dok/Diq)

Sementara penulis yang juga peserta pengembangan kompetensi guru dan tenaga pendidikan dari Kabupaten  Klaten. Berikut peserta yang ikut dalam kegiatan tersebut yang berasal dari kota bersinar : Yuni Kasih Asmi, Dina Rositasari, Fatimah Retno Hapsari, Rustam Hadi, Moch.Shidiq, Susi Wulandari, Yuni Wijayanti.

Sedangkan dari SMK/SMA Derry Anton Gunawan, Atik Sandrawati, Julian Kristin Harjanti, Budi Kristiyono, Elwas Adi Nugroho, Bibit Supardi, Anik Rahmawati. (Diq)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline