"Mengajar itu tidak boleh dengan emosi, mengajar harus sepenuh hati, sehingga peserta didik akan lebih nyaman," ujar Drs. Kumiya Adi Mulyanta, M.Pd, Kepala SMPN 1 Delanggu dalam wawancaranya dengan team Kreasi, majalah sekolah, Jumat (5/5). Menurutnya, mengajar dengan sepenuh hati, maka materi yang diberikan akan mudah terserap dengan baik dalam pikiran peserta didik. "Dengan begitu, pembelajaran di sekolah akan berhasil dengan baik," tegasnya.
Wawancara yang di lakukan tim Kreasi terdiri dari Almasinta Hanna Fazahra, Nadya Alifah Putri, Najwa Puteri Prameshwari dan Frincilla Rasita Safura di ruang kepala sekolah dalam rangka mengenal lebih jauh Kepala SMPN 1 Delanggu, Drs. Kumiya, M.Pd dan keluarga dan terbitnya majalah sekolah Kreasi edisi 33, Juni 2023.
Lebih jauh Kumiyo mengatakan, guru yang mengajar tidak sepenuh hati sama saja guru itu mengajar dengan tidak iklas. "Apalagi era sekarang dengan kurikulum merdeka, keiklasan guru sangat dibutuhkan," tukas suami Sri Mulyani ini. Bagaimana mengajar dengan sepenuh hati diera digital sekarang ini ?. Bapak dari Utami Ariastuti, S.Pd dan Fajar Dwihananto, S.Pd kemudian memberikan "wanti-wanti" agar guru itu menyimpan rasa cinta pada peserta didiknya.
Kemudian, tambah Kumiyo, guru itu baru mengembangkan inovasi pembelajaran dan mewujudkan suasana yang menyenangkan di dalam kelas. "Itu kuncinya agar guru bisa berhasil dalam mengajarnya," tandasnya.
Sementara wawancara tim Kreasi dengan Drs. Kumiyo, M.Pd berlangsung lebih satu jam. Bagaimana pandangan selanjutnya dan kehidupan keluarga serta bagaimana pengembangan SMPN 1 Delanggu ke depan akan diturunkan tulisan berikut ini:
Drs. Kumiyo, M.Pd mengemban amanah Kepala SMPN 1 Delanggu (Essade) , Sejak 21 Maret 2023. Sebelum di Essade, Bapak alumni S-2 Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) itu, berturut menjadi Kepala di SMPN 1 Bayat, SMP 1 Gantiwarno, SMPN 2 Wedi, SMPN 2 Pedan dan SMPN 1 Pedan. "Saya ini Kepala sekolah SMP lama di lingkungan Dinas Pendidikan Klaten".
Pembina guru Bahasa Jawa SMP di lingkungan Dinas Pendidikan Klaten itu lahir di Klaten, 25 Juni 1963. "Dengan begitu saya, 1 Juli tahun ini, saya purna tugas," selorohnya. Menjadi kepala sekolah, kata Kumiyo, saya tidak neko-neko dan apa adanya. Sehingga, apa yang menjadi tupoksi kepala sekolah, saya jalankan dengan baik. "Dari 1999 hingga 2023, jadi kepala sekolah biasa-biasa saja. Saya memang lebih fokus dalam mengembangkan dan memajukan pendidikan di sekolah yang saya emban," ujarnya.
Drs. Kumiyo, M.Pd, kini tinggal di Dukuh Bonorejo, Rt. 01/I, Baran, Cawas, Klaten. Menikah dengan Sri Mulyani Juli 1988 dikaruniai dua orang anak dan tiga cucu. "Kedua anak saya sudah keluarga dan Alhamdulillah keduanya kini bekerja ikut pemerintah ASN (Apartur Sipil negara),"seloroh Kumiyo seraya mengatakan tiga cucu itu adalah Agrista Fatia Paramesti, Hasan Aksasana dan Agrista Waresta Pranaja.
Adik kelas SPG
Ketika ditanya di mana pertama kali ketemu istri - Sri Mulyani -, kepala sekolah yang berpenampilan kalem itu mengatakan, istri saya itu dulu saat sekolah di Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Negeri Klaten merupakan adik kelas saya. "Mulai kelas dua SPG, saya sudah dekat, sudah pacaran. Ini cinta pertama dan terakhir," ujarnya . "Bu Mulyani itu sebenarnya sudah dilamar laki-laki delapan (8) orang, tapi ibu tidak mau, maunya hanya dengan saya,"kenangnya. "Masya Alloh - Itu memang jodoh,"tambahnya.