Seluruh peserta didik di semua jenjang sekolah dasar dan menengah - SD, SMP, SMA/SMK - untuk siap-siap menghadapi dua test sumatif untuk bisa lulus di pendidikan yang dijalaninya. Dua test sumatif tersebut adalah tes sumatif akhir semester dan test sumatif akhir jenjang sekolah/ satuan pendidikan.
"Jadi peserta didik kelas VI, kelas IX dan kelas XII semuanya harus belajar berkelanjutan," papar H Maryono, Ketua MGMP PPKn Kabupaten Klaten dalam dalam penjelasannya kepada pengurus MGMP PPKn, di Rumah Mayar, Klaten, beberapa waktu lalu.
Maryono yang juga guru SMPN 1 Bayat, Klaten ini lebih jauh mengatakan, dua test sumatif bagi peserta didik di memiliki porsi materi . masing masing. " Sumatif akhir semester cakupan materinya hanya semester paling akhir, 6 (SD), 9 (SMP) dan kelas XII (SMA/SMK)," tandasnya.
Sedangkan test sumatif akhir jenajang, tambah Ustat Maryono, materinya meliputi kelas awal hingga kelas akhir (semster pertama hingga semster 5), dengan komposisi 25% kelas VII, 25% kelas VII, dan 50 % untuk kelas IX," ujarnya.
Seperti diberitakan kompasiana (2/3), mulai tahun pelajaran 2022/2023 semua jenjang pendidikan dasar dan menengah tidak ada ujian sekolah lagi. Karena, landasan hukum - Permendikbud Nomor 43 Tahun 2019 - yang dijadikan rujukan untuk penyelenggaraan ujian sekolah sudah dicabut, sehingga yang ada atau diganti dengan test sumatif akhir semester dan test sumatif kenaikan jenjang.
Ustat Maryono yang di dampingi Dwi Suwarsih, S.Pd dan Siti Saryanti, S.Pd, Sekretaris dan bendahara MGMP PPKn SMP Kabupaten Klaten kemudian memberikan jadwal dua test sumatif . Untuk test sumatif untuk jenjang SMP di Klaten akan dilaksanakan tanggal 8 - 13 Maret 2023, dan dan test sumatif satuan pendidikan tanggal 22-27 Mei 2023, dan susulan test sumatif satuan pendidikan tanggal 28-31 Mei 2023.
Diperdebatkan klangan pendidik dan pemerhati pendidikan
Sementara itu dengan kebijakan yang dikeluarkan Dinas Pendidikan Klaten banyak diperdebatkan kalangan pendidik dan peserta didik di wilayah hukum Polres Klaten. "Setidaknya masalah itu jadi pembicaraan hangat di kalangan peserta didik, guru dan masyarakat pada umumnya,"tandasnya.