Lihat ke Halaman Asli

Moch Shidiq

Pendidik di Klaten, penulis buku

Sudanen Howo lan Nafsu

Diperbarui: 5 November 2022   18:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sahabat bisa mendorong meraih cita-cita dan meninggalkan hawa nafsu yang negatif (Foto:Dok/Diq)

Ada ungkapan dalam peribaha Indonesia "Pupus Keinginan Raih Impian". Ungkapan ini memiliki makna dan pesan moral yang sangat dalam, dalam kehidupan kita ini.

Setiap orang dipastikan memiliki harapan dan cita-cita mulia. Berhasil menggapai ilmu yang tinggi, dapat menghasilkan karya yang membanggakan dan bermanfaat, dan akhirnya meraih kenikmatan "jannah" adalah dambaan setiap insan yang ada di dunia ini.

Dalam kehidupan sangat jarang di dapatkan keserasian antara cita-cita dan suka cita. Impian dan keinginan. Cita-cita merupakan capaian yang hendak dituju yang berasal dari hasil pemikiran matang. Sementara suka cita adalah keinginan yang muncul secara spontan dan lebih dipengaruhi oleh nafsu.

Ketika seseorang memiliki cita-cita kelak bisa masuk surga, maka harus menempuh apa-apa yang tidak di sukai nafsunya. Sehingga harus meninggalkan keinginan-keinginan nafsunya, "sudanen hawa lan nafsu"

Image captionMenjaga kesehatan demi menuju cita-cita (Foto :Doq/Diq)

Begitulah antara cita-cita keinginan selalu tidak berbanding lurus dan tidak berjalan seiring. Suatu konsekwensi bagi yang memiliki cita-cita mulia dengan membayar pupusnya keinginan. Realitanya banyak orang memilih jalan hidup sesuai hawa nafsunya. Meskipun telah banyak yang mengerti bahwa masing-masing pilihan memiliki hasil yang berbeda.

Boleh dibilang bahwa nafsu dan keinginan berdiri sebagai penghalang cita-cita. Ada seseoarang yang memiliki cita-cita hidup kaya, tetapi leha-leha lebih disukai dari pada bekerja keras. Hal seperti ini yang banyak terjadi di dalam kehidupan kita.

Marilah kita pikirkan masa depan kita seperti apa, lalu bandingkan dengan keinginan-keinginan kita yang menyelimuti pikiran kita. Niscaya kita dapatkan keduanya saling centang perenang. Oleh sebab itu kita selalu waspada dengan nafsu keinginan.

Hendaklah kita ingat hukum alam sunnatulloh. "Siapapun yang memiliki cita-cita mulia , hendaknya berani mengorbankan keinginan hidupnya. Sebagaimana dikatakan Imam Al Basri Rahimakumulloh " Takkan kau dapatkan apa yang kamu cinta, kecuali meninggalkan yang kamu suka". Ini pengingat untuk kita semua, agar jangan terus menuruti hawa dan nafsu.(Diq)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline