Dasar Soang!.
Sudah memfitnah Penyu dan Kura kura hingga ahirnya menderita sendiri -- lehernya jadi Panjang -, akibat di hajar Penyu dan Kura kura, Ngukmik, Si Soang tukang fitnah tak ada kapoknya. Kini giliran si Kancil yang kena fitnah.
Di ceritakan, suatu hari Ngukmik mendengar ada kekisruhan soal sampah di wilayah persawahan yang masuk adminstrasi pemerintahan alas Mereg. Di Wilayah ini memang banyak sampah yang punya nilai konsumsi dan ekonomi yang tinggi, ada tulang ayam, ada juga daging sapi, daging kerbau dan lainnya.
Kekisruhan itu bermula dari kabar burung yang menyatakan bahwa sampah di wilayah ini hanya dikuasai --bahasa manusianya ; dimonopoli -- oleh salah satu --oknum-- anggota Dewan Perwakilan Binatang Daerah Rimba Raya, namanya Kijang .
Mendengar kabar itu, naluri Ngukmik untuk bikin geger rimba raya tumbuh. Di panggillah burung emprit yang biasa mengabarkan segala macam berita, baik berita gossip maupun berita politik kebinatangan.
Dihadapan burung emprit, Ngukmik berceloteh bahwa memang di wilayah Mereg itu, yang namanya sampah telah di monopoli oleh tiga binatang, yakni Kijang, Domba dan Kancil.
Kancil, binatang yang agak lumayan cerdik, sejatinya tidak tau soal berita yang diedarkan si burung emprit. Untungnya teman karibnya Kelinci datang memberitahu ada berita yang menyebut Kancil termasuk yang memonopoli Sampah. Binatang yang menyebut itu tak lain adalah Ngukmik si Leher Panjang.
"Harus di kasih pelajaran sepertinya Ngukmik ini Kancil", kata Kelinci.
"Waduh kok bisa Ngukmik ngomong begitu, dari mana sumbernya". Jawab Kancil.
"Saya juga heran Cil, setahu saya kamu kan ngga pernah ikut ikutan saol sampah", Kelinci menimpali.