Saya yakin, manusia di dunia ini sudah tahu -- kecuali yang belum tahu-- tentang sosok binatang yang bernama bunglon. Binatang ini bentuknya hampir sama dengan kadal, bedanya kadal hanya bisa hidup di tanah, sementara bunglon bisa hidup ditanah bisa juga di pohon.
Bunglon juga bisa berubah warna sesuai dengan lingkungan dimana ia hidup. Adapun secara lahiriyah, wujud dari bunglon ini, kepalanya sangat khas, yakni ada semacam cengger kata orang kampung saya, sedangkan di dagunya juga ada bentuk yang kadang jika dilihat menyerupai jenggot jika disamakan dengan manusia.
Bunglon juga banyak melahirkan cerita dalam dunia kebinatangan, salah satunya seperti dibawah ini.
Ada seekor bunglon, yang awalnya paling suka memandang bulan dan bintang. Lama kelamaan rupanya jenuh juga tiap malam memandang langit, menunggu datangnya bulan dan bintang. Apalagi setiap malam, bulan cenderung berubah bentuk, dari yang awalnya mirip sabit, ditengah berubah menjadi bulat dan berubah lagi menjadi sabit.
Suatu saat, semalaman bunglon menunggu datangnya bulan dan bintang, tetapi yang ditunggu tidak juga muncul, rupanya bulan dan bintang tidak kelihatan karena tertutup awan tebal.
Si bunglon ahirnya tertidur pulas saking ngantuknya hingga matahari terbit, ketika bangun pada tengah hari, bunglon tak tahan dengan terik matahari, karena saking panasnya, si bunglon kemudian lari mencari perlindungan.
Kebetulan tidak jauh dari situ, ada pohon beringin, segera si bunglon loncat ke pohon beringin yang rindang. Agar penghuni pohon beringin, seperti burung, kalong, bajing, musang tidak merasa terganggu, ia segera menyesuaikan diri, saat tidur di ranting pohon, ia berubah warna menyerupai kulit pohon, saat berjalan di rindangnya daun, iapun berubah warna menjadi hijau. Lama kelamaan ia menjadi betah disitu. Oleh burung dan kalong serta yang lain, bunglon ahirnya di akui sebagai penghuni resmi pohon beringin.
Pada suatu hari, terjadilah diskusi antara para penghuni hutan belantara terkait akan dilaksanakan pemilihan penguasa rimba raya. Si bunglon kebetulan mendukung singa untuk melawan harimau.
Diskusi di pandu oleh burung dara yang cantik. Gaya si bunglon memang oke, si bunglon berapi api mempromosikan Singa. Dengan lantang ia mengatakan bahwa yang pantas menjadi penguasa adalah binatang yang bisa menanungi kepentingan binatang di seluruh rimba raya.
Ketika si burung dara bertanya, bahwa sosok seperti itu tidak ada di harimau, dengan tegas bunglon menjawab;
"Sosok seperti itu ada di singa, burung daraa..", kata bunglon sambil menggerakkan kepalanya yang ada cengger mirip sorban.