Lihat ke Halaman Asli

KANG NASIR

TERVERIFIKASI

petualang

Kisah Seekor Bunglon yang Nyebelin

Diperbarui: 9 Oktober 2018   05:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

illustrasi Jukin Blog

Saya yakin,  manusia di dunia ini sudah tahu -- kecuali yang  belum tahu-- tentang sosok binatang yang bernama bunglon. Binatang ini  bentuknya hampir sama dengan kadal, bedanya kadal hanya bisa hidup di  tanah, sementara bunglon bisa  hidup ditanah bisa juga di pohon.

Bunglon juga bisa berubah warna sesuai dengan lingkungan dimana ia hidup. Adapun secara  lahiriyah, wujud dari bunglon ini, kepalanya sangat khas, yakni ada semacam cengger kata orang kampung saya, sedangkan di dagunya juga ada  bentuk yang kadang jika dilihat menyerupai jenggot jika disamakan dengan  manusia.

Bunglon juga banyak melahirkan cerita dalam dunia kebinatangan, salah satunya seperti dibawah ini.

Ada seekor bunglon, yang awalnya paling suka memandang bulan dan  bintang. Lama kelamaan rupanya jenuh juga tiap malam memandang langit, menunggu datangnya bulan dan bintang. Apalagi setiap malam, bulan  cenderung berubah bentuk, dari yang awalnya mirip sabit, ditengah  berubah menjadi bulat dan berubah lagi menjadi sabit.

Suatu saat, semalaman bunglon menunggu datangnya bulan dan bintang, tetapi yang ditunggu tidak juga muncul, rupanya bulan dan bintang tidak kelihatan karena tertutup awan tebal.

Si bunglon ahirnya tertidur pulas saking ngantuknya hingga matahari terbit, ketika bangun pada tengah  hari, bunglon tak tahan dengan terik matahari, karena saking panasnya,  si bunglon kemudian lari mencari perlindungan.

Kebetulan tidak jauh dari situ, ada pohon beringin, segera si bunglon  loncat ke pohon beringin yang rindang. Agar penghuni pohon beringin, seperti burung, kalong, bajing, musang tidak merasa terganggu, ia segera menyesuaikan diri, saat tidur di ranting pohon, ia berubah warna menyerupai kulit pohon, saat berjalan di rindangnya daun, iapun berubah  warna menjadi hijau. Lama kelamaan ia menjadi betah disitu. Oleh burung dan kalong serta yang lain, bunglon ahirnya di akui sebagai penghuni  resmi pohon beringin.

Pada suatu hari, terjadilah diskusi antara para penghuni hutan  belantara terkait akan dilaksanakan pemilihan penguasa rimba raya. Si bunglon kebetulan mendukung singa untuk melawan harimau.

Diskusi di pandu oleh burung dara yang cantik. Gaya si bunglon memang  oke, si bunglon berapi api  mempromosikan Singa. Dengan lantang ia mengatakan bahwa yang pantas menjadi penguasa adalah binatang yang bisa  menanungi kepentingan binatang di seluruh rimba raya.

Ketika si burung dara bertanya, bahwa sosok seperti itu tidak ada di harimau, dengan tegas bunglon menjawab;

"Sosok seperti itu ada di singa, burung daraa..", kata bunglon sambil menggerakkan kepalanya yang ada cengger mirip sorban.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline