Lihat ke Halaman Asli

KANG NASIR

TERVERIFIKASI

petualang

Kisah si Kakek Menang 1 Milyar

Diperbarui: 22 Januari 2016   00:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Si kakek yang menang 1 Milyard , foto, dok, lensaberita network."][/caption]

Ahirnya negara jebol juga, digugat seorang kakek, negara harus membayar si kakek sebesar 1 milyar rupiah. Sungguh luar biasa perjuangan kakek satu ini, tanpa menggunakan jasa  Pengacara seorangpun, si kakek bisa memenangkan gugatannya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Mungkin bagi si kakek berpikir bahwa jika hukum berjalan dengan benar, hakim berjalan dengan benar, tanpa pengacarapun bisa menang. Jalan pikiran si kakek ada benarnya juga, ngapain juga pakai pengacara kalau ujung ujungnya seperti OC Kaligis, pengacara kondang yang masuk bui lantaran menjual moralitas kepengacaraannya hanya demi untuk memenangkan perkara yang di belanya.

Si kakek ini bernama Wimanjaya, dengan gagah dan beraninya, ia menggugat negara Cq Jaksa Agung secara perdata. Tak tanggung-tanggung, negara diminta membayar ganti rugi  kepada dirinya sebesar 126 Milyar rupiah, jumlah yang tidak sedikit tentunya.

Ganti rugi untuk apa, apakah karena tanahnya di rampas negara ataukah karena Wimanjaya , ternyata bukan. Menurut Humas Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Pengadilan  telah memutus gugatan perdata yang diajukan oleh Wimanjaya.  

Wimanjaya menganggap bahwa negara telah melakukan perbuatan melawan hukum, oleh karenanya kakek Wimanjaya menggugat dan meminta negara harus membayar ganti rugi sebesar  126 milyar rupiah.

Majlis hakim dalam putusannya tanggal 4 Agustus 2015 lalu, mengabulkan sebagian gugatan  yakni menyatakan negara telah melakukan pebuatan melawan hukum dan atas pertimbangan beberapa hal, negara hanya diharuskan membayar ganti rugi kepada Wimanjaya uang sebesar satu milyar rupih.

Perbuatan Melawan Hukum, ya itulah inti dari gugatan Wimanjaya. Perbuatan Melawan Hukum yang bagaimana, inilah pertanyaannya.

Kisah Wimanjaya yang kemudian hingar bingar menyaksikan putusan Pengadilan yang mengabulkan sebagian gugatannya ini, sebetulnya bermula dari kisah panjang yang membuat dirinya masuk bui lantaran kesewenang wenangan rezim orde baru.

Seperti di tuturkan Wimanjaya dalam acara husus di salah satu stasiun TV, semua ini bermula ketika dirinya menulis tiga buku yakni Prima Dosa, Prima Dusta, dan Prima Duka.  

Buku itu ia tulis di Negeri Kincir Angin Belanda, Isi buku itu membuat rezim orde baru kalang kabut, tokoh yang disebut dalam buku itu merah padam telinganya. Maka tak heran kemudian, sepulangnya dari Belanda, Wimanjaya harus berurusan dengan aparat negara. Wimanjaya dijebloskan ke bui selama 2 tahun tanpa alasan yang jelas pada tahun 1994.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline