Lihat ke Halaman Asli

Moch. Marsa Taufiqurrohman

Mahasiswa Hukum (yang nggak nulis tentang hukum)

Sejauh Mana Efektifitas Tahajjud dan Wudhu terhadap Kesehatan?

Diperbarui: 6 Mei 2020   13:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: detik.com

Menjaga kesehatan tubuh amat penting pada masa darurat wabah Covid-19 seperti sekarang. Dengan badan yang sehat, imunitas tubuh menjadi terjaga. Virus dan penyakit pun menjadi sulit masuk ke dalam tubuh kita.

Seperti kita ketahui, Covid-19 merupakan virus yang menyerang sistem pernapasan. Virus mematikan ini amat berisiko pada kaum lanjut usia (lansia) dengan penyakit bawaan. Shalat merupakan salah satu ibadah yang memberidampak terhadap kesehatan. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa shalat berpengaruh pada bermacam sisi kesehatan dari psikologis, tulang, kesehatan jantung, hingga sistem pernapasan.

Dalam pembatasan ibadah di masjid yang dilakukan saat ini, kita perlu memaksimalkan shalat sunah yang utama untuk dikerjakan dalam rumah. Salah satunya adalah Qiyamul Lail atau shalat malam. Shalat pada sepertiga malam terakhir ini memiliki kebermanfaatan yang amat besar bagi tubuh. Secara tersirat, Allah SWT mengungkapkan firman-Nya di dalam Alquran.

"Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya. Mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan penuh harap, dan mereka menginfak kan sebagian dari rezeki yang Kami berikan ke- pada mereka. Maka tidak seorang pun menge- tahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menye- nangkan hati sebagai balasan terhadap apa yang mereka kerjakan." (QS As-Sajadah: 16-17).

Ayat ini mengetengahkan tentang keutamaan manusia pilihan yang terbiasa bangun malam. Saat ranjang empuk itu terasa amat nyaman pada dinginnya udara malam, lambung, dan si empunya memilih untuk terjaga. Dia sengaja untuk menyibukkan diri di tengah sepi untuk bermunajat kepada Allah SWT. Dia meratap dengan harapan dan ketakutan. Berharap kasih sayang Tuhannya dan takut akan kemurkaan-Nya.

Bagi mereka, Allah SWT memberi keutamaan yang berupa kenikmatan yang disembunyikan. Kenikmatan yang menyenangkan hati sebagai balasan dari pengorbanan mereka untuk bangun pada sepertiga malam. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW menjelaskan menge nai ke- utamaan itu.

"Hendaklah kalian melakukan Qiyamul Lail (shalat malam) karena sesungguhnya (shalat ma- lam) merupakan kebiasaan orang-orang shaleh sebelum kalian dan sesungguhnya Qiyamul Lail (shalat malam) pendekatan kepada Allah, menghindarkan diri dari dosa, menghapuskan kesalahan-kesalahan dan membersihkan pe- nyakit dari tubuh." (HR Al-Hakim, I/308, Al- Baihaqi dalam As-Sunan Al-Kubra, 2/205).

Dr Jamal Muhammad Az-Zaki dalam bukunya Sehat dengan Ibadah mengungkapkan, apabila seorang Muslim bangun malam, dia sesungguhnya meminimalisasi terjadinya serangan penyakit sistem pemapasan. Dia mampu melindungi sistem pernapasan dari berbagai penyakit sensitif dan peradangan rongga-rongga hidung. Saat Muslim bangun malam untuk shalat, dia memulainya dengan bersuci, bersiwak, dan berwudhu.

Sumber: totabuan.news

Di antara kesunahan berwudhu adalah istinsyaq. Artinya, menghirup air melalui hidung lalu melepasnya kembali. Setelah itu membersihkannya sampai dengan menekannekannya. Sebagaimana hadis Nabi SAW dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah SAW bersabda,

"Apabila seseorang di antara kamu bangun dari tidur maka hendaklah ia mengisap air ke dalam hidungnya tiga kali dan mengem- buskannya keluar karena setan tidur di dalam rongga hidung itu." (HR Bukhari & Muslim)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline