Lihat ke Halaman Asli

Mochamad Asryl Aziz

Aparatur Sipil Negara

Peran Pemuda dalam Pembangunan di Sulawesi Selatan

Diperbarui: 10 Februari 2021   13:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemuda adalah Generasi Penerus Bangsa, Kemajuan dan Keberhasilan suatu bangsa tidak lepas dari Peran Pemuda di dalamnya. Berawal dari lahirnya budi utomo sebagai organisasi pemuda pertama di Indonesia , Sumpah Pemuda, hingga membawa Indonesia merdeka. Tidak berhenti di situ saja peran pemuda setelah kemerdekaan masih berlanjut, setelah datangnya kembali sekutu yang di boncengi oleh belanda yang memicu berbagai perlawan di seluruh Indonesia tidak terkecuali di Sulawesi selatan. Lahirnya pemuda pemuda berani di Sulawesi selatan diantaranya adalah Sultan Hasanuddin dan Kahar Muzakkar yang berhasil melakukan perlawanan dan mengusir penjajah dari negeri ini.

Pemuda menurut Undang-Undang No.40 tahun 2009 adalah warga Negara Indonesia yang berusia 16 sampai 30 tahun yang merupakan periode penting usia pertumbuhan dan perkembangan. Peran Pemuda sangat strategis dalam mendukung pembangunan di Indonesia khususnya di Sulawesi Selatan.  Wajah Sulawesi Selatan di masa depan tercermin dari Wajah Pemuda Sulawesi Selatan saat ini. Selain itu Pemuda berperan penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, salah satunya karena proporsi penduduk usia muda lebih besar. Jumlah Penduduk Sulawesi Selatan tahun 2019 berdasarkan proyeksi penduduk adalah 8,85 juta jiwa, sekitar 2,26 juta jiwa atau 25,51 persen penduduk sulawesi selatan adalah pemuda. “Satu dari empat penduduk Sulawesi selatan adalah pemuda”, dengan kata lain seperempat dari penduduk Sulawesi Selatan adalah Pemuda. Jumlah yang cukup besar, namun apakah dengan jumlah pemuda yang begitu besar dapat menjadi tolak ukur keberhasilan pemuda di Sulawesi Selatan. Tahun 2020 memasuki tahap Bonus Demografi, dimana jumlah penduduk usia produktif di dalamnya termasuk pemuda lebih banyak dibandingkan dengan usia non produktif. Jumlah ini tentunya menjadi modal dasar bagi Pemerintah Sulawesi Selatan dalam upaya mendukung dan meningkatkan pembangunan di Sulawesi Selatan melalui pemuda.

Lantas bagaimana kondisi pemuda di Sulawesi Selatan? Apakah pemuda di Sulawesi selatan sudah layak menjadi agen of change bagi Sulawesi Selatan?. Salah satu tolak ukur keberhasilan Pemuda di Sulawesi Selatan dapat dilihat dari sisi Pendidikan. Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional Kor (SUSENAS) tahun 2019,Angka Buta Huruf di Sulawesi selatan sebesar 0,29 persen, hal ini menunjukkan masih terdapat 3 dari 1000 pemuda di Sulawesi selatan yang mengalami buta huruf atau tidak bisa baca tulis. Walaupun kecil, namun ini tetap menjadi perhatian untuk menghapuskan buta huruf di Sulawesi selatan khusunya dikalangan pemuda. Jika dilihat dari Angka Partisipasi Sekolah (APS), 31,31 persen pemuda Sulawesi Selatan masih bersekolah, 67,74 persen Tidak bersekolah lagi dan 0,92 persen tidak/belum pernah bersekolah. Berdasarkan wilayah Pemuda di kota APS nya lebih besard ibandingkan dengan Pemuda di desa, hal ini merupakan sebab dari kesenjangan pendidikan di wilayah desa dan kota serta tidak terlepas dari pengaruh ekonomi masyarakat desa dan kota.

Terlepas dari masalah pemuda di Sulawesi Selatan maka dianggap perlunya andil pemerintah dalam mengembangkan karakter pemuda di Sulawesi Selatan. Dalam UU No 40 tahun 2009 tentang kepemudaan merupakan proses memfasilitasi segala hal yang berkaitan dengan kepemudaan utamanya melalui proses penyadaran, pemberdayaan, dan pengembangan kepemimpinan, kewirausahaan, serta kepeloporan pemuda. Tujuannya adalah terwujudnya pemuda yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cerdas, kreatif, inovatif, mandiri, demokratis, bertanggungjawab, berdaya saing, serta memiliki jiwa kepemimpinan, kewirausahaan, kepeloporan, dan kebangsaan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Salah satu perkataan presiden pertama Indonesia Ir Soekarno yang dapat kita kutip adalah “Beri aku 1000 orang tua akan kucabut semeru dari akarnya, beri aku 10 pemuda akan keguncangkan dunia”. Betapa besar pengaruh pemuda bagi pembangunan, sehingga perlu upaya dalam meningkatkan kesadaran dan kapabilitas pemuda sebagai aset utama bangsa.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline