Lihat ke Halaman Asli

Hidup dalam Stigma = Hidup Terpenjara

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secara definisi “stigma” adalah cap/persepsi negatif seseorang atau golongan  akan kehidupan kita atau kegiatan yang kita lakukan. Stigma adalah berbagai pandangan orang yang menilai diri kita negatif, hal yang kita lakukan negatif sampai pemikiran kita negatif. Sebenarnya hamir setiap hari kita menerima stigma. Bisa dari teman, tetangga, orang lewat atau bahkan dari keluarga dan orang tua kita sendiri. Stigma bisa juga kita anggap sebagai peremehan diri kita oleh orang lain. Stigma bisa menjadi percikan semangat hidup kita bila kita memahami arti hidup ini, namun banyak orang yang menjadikan stigma sebagai penghambat hidup kita. Banyak orang yang hidup dalam naungan stigma yang berakibat hidup selalu terkekang oleh stigma dan bagaikan hidup dalam penjara. Sesungguhnya sangat nikmat bila kita selalu berdampingan dengan stigma sehingga kita bisa memaknai hidup kita secara mudah. Bila saya contohkan sebuah stigma yang biasa melekat pada wanita yang selalu pulang larut malam. Pasti banyak orang-orang disekitarnya yang langsung memberikan cap bahwa wanita tersebut wanita tidak baik tanpa melihat apa yang sebenarnya dilakukan oleh wanita tersebut sehingga pulang larut malam. Itulah STIGMA.

Memang sangat rumit bila dipikirkan namun itulah stigma. Stigma akan datang tanpa mau mengetahui fakta dibaliknya. Stigma orang-orang akan muncul tanpa ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Ada dua pilihan yang dapat dilakukan oleh wanita dalam kasus tersebut. Pertama adalah hal yang sering dilakukan oleh banyak orang yaitu mengikuti stigma tersebut. Wanita itu akan mengikuti stigma dan menuruti stigma yang berakibat dengan pulang tidak larut dan tidak bisa menyelesaikan apa yang dia kerjakan, padahal apa yang dia kerjakan itu adalah hal positif dan akan berbuah baik nantinya. Kedua, adalaha hal yang harus dilakukan yaitu melawan stigma. Wanita tersebut akan melawan stigma dari orang-orang sedkitarnya dan membiarkan stigma itu muncul untuknya setiap saat. Dia membiarkan stigma itu menyerang dirinya ,sehingga dia bisa menyelesaikan apa yang dia lakukan dengan keyakinan akan berbuah manis nantinya dan akan menghancurkan stigma yang menyerangnya. Tergantung bagaimana kita memilih dua jalan untuk menjalani hidup kita. Mengikuti stigma atau melawan stigma !

Sebenarnya dengan adanya stigma kita bisa menunjukan bagaimana diri kita yang sebenarnya kepada orang-orang yang memiliki stigma terhadap kita. Kita harus membiarkan semua stigma yang ada untuk diri kita dengan tujuan bahwa apa yang kita lakukan pasti akan membuahkan hasil dan dari hasil itu bisa menjadi senjata kita untuk melawan stigma sehingga orang yang memiliki stigma kepada kita tahu yang sebenarnya dan dengan sendirinya memuja diri kita. Sangat mudah bila kita menjalani hidup ini tanpa harus memikirkan stigma.

Mulai sekarang bebaskanlah diri kita, nikmati hidup kita, pergilah kemanapun sesuka hati kita, berkaryalah sebanyak mungkin sesuai diri kita dan jangan sekali memikirkan stigma. Jadikanlah stigma sahabat hidup kita. Hidup kita hanya sekali maka dari itu raihlah apa yang kita inginkan dan jangan mau hidup dalam naungan stigma karena itu adalah penjara kita yang akan meringkus kita kapanpun itu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline