Terimakasih karena pernah memilihku, meski akhirnya bukan aku yang menjadi jalan pulangmu.
Terimakasih karena pernah menempatkan aku diantara waktu-waktumu, meski hanya pada waktu kau sedang sepi, hanya sebagai pemeran pengganti.
Terimakasih dan maaf, karena pernah terlalu berharap.
Harusnya,
aku tak perlu menggenggammu seerat itu, hingga saat berpisah,
aku tidak sesakit ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H