Lihat ke Halaman Asli

mochammad gilangramadhani

UNIVERSITAS MUHAMMADYAH SIDOARJO

Strategi Pemasaran Kedai Kopi di Era Pandemi Covid-19!

Diperbarui: 13 Januari 2021   18:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Anggungwimbuh

Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) 2021 di pulau Jawa dan Bali diterapkan oleh pemerintah.  Aturan PPKM Jawa Bali tersebut berlaku mulai 11 Januari hingga 25 Januari 2020. Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa Bali, mambawa dampak pada banyak bisnis.

Serangan pandemik COVID-19 mulai berdampak pada sektor Food and Beverage di Indonesia. Beberapa bisnis nyaris hancur, terutama kedai kopi, inilah strategi yang digunakan oleh kedai kopi Anggungwimbuh untuk bertahan dikala pandemik COVID-19.

Bisnis Food and Beverage yang tertindih adalah kedai-kedai kopi, hampir seluruh kedai kopi mengeluh akan kerugian dan omset yang menurun drastis semenjak adanya pandemi menular ini. Padahal, kedai kopi ini selalu menjadi tempat incaran para kaum penikmat kopi, mahasiswa yang mengerjakan tugas, pekerja, hingga bertemu jodoh. Namun, apa daya akhirnya kedai-kedai kopi ini menjadi sepi tak berpengunjung, apalagi sejak diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Dampak fatal ini mulai dirasakan oleh Anggungwimbuh, salah satu kedai kopi yang berlokasi di Kebaron, Tulangan, Sidoarjo. Hampir berjalan dua tahun, bisnis yang dirintis oleh Okta Aswandana ini tak pernah ada keluhan penurunan omset yang sangat drastis, bahkan cafe ini selalu diserbu oleh para penikmat kopi dan mahasiswa, atau pemesanan lewat ojek daring.

Dok. Anggungwimbuh

Anggungwimbuh baru-baru ini memperluas usahanya di di Kebaron, Tulangan, Sidoarjo dengan konsep full Coffee Shop, yang menyediakan tempat indoor dan outdoor yang nyaman untuk para pecinta kopi.

Okta Aswandana mengaku bahwa wabah COVID-19 ini mengakibatkan penurunan omset yang cukup mengejutkan baik offline maupun online. Cafe Anggungwimbuh sendiri mengalami penurunan sebesar 90%, atau hampir tidak ada konsumen yang datang ke Anggungwimbuh. Sedangkan, untuk konsep penjualan lewat Grab dan Gojek mengalami penurunan hingga 40%. Namun, fakta tersebut tak mematahkan semangat pria berusia 26 tahun ini, Anggungwimbuh tetap ingin bertahan dengan mengutamakan kesehatan para konsumen dengan memperbanyak postingan mengenai kesehatan lewat media sosial seperti Instagram.

Selain hanya berharap agar pandemik COVID-19 ini cepat berlalu, Koinonia juga menerapkan beberapa strategi supaya tetap bertahan di tengah ketidakpastian.

  • PROMOSI MEDIA SOSIAL

Marketing via media sosial ini memang menjadi fokus utama banyak bisnis di dunia, bahkan sebelum COVID-19 menyerang strategi marketing di sosial media ini sudah diterapkan. Ada tiga strategi promosi di media sosial, yakni:  

Dok. Anggungwimbuh

Melakukan branding produk minuman kekinian, seperti boba, kopi, dan varian minuman lainnya dengan tujuan mempersuasif para konsumen untuk membeli minuman segar yang sekaligus bisa dinikmati bersama semasa karantina ini karena mencerminkan arti sebenarnya dari Anggungwimbuh, yaitu bersama-sama.

Dok. Anggungwimbuh

Memberikan informasi seputar virus COVID-19 dan cara meminimalisir serta menghindarinya, hal ini dilakukan supaya tetap dapat menarik perhatian para konsumen, dimana konsumen merasa butuh dengan informasi tersebut.

Dok. Anggungwimbuh

SISTEM TAKE AWAY
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline