Lihat ke Halaman Asli

Mochammad Jose Akmal

Sangat tertarik dengan isu Sosial dan Perpolitikan baik nasional maupun Internasional.

Paus Fransiskus dan Simbol Toleransi dalam Kunjungan ke Indonesia

Diperbarui: 6 Oktober 2024   09:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Paus Fransiskus, pemimpin tertinggi Gereja Katolik. Sumber: Wikimedia Commons.

Paus Fransiskus, pemimpin tertinggi Gereja Katolik dunia, tiba di Indonesia pada Selasa, 3 September, dalam rangka kunjungan apostolik di wilayah Asia dan Pasifik yang berlangsung hingga 6 September 2024.

Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia memiliki makna yang mendalam, tidak hanya bagi umat Katolik, tetapi juga bagi seluruh umat beragama di Indonesia. Kunjungan ini menjadi simbol besar persatuan dan toleransi di negeri yang kaya akan keragaman ini. Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyatakan bahwa kedatangan Paus memperlihatkan Indonesia sebagai contoh perdamaian dan pilar toleransi, serta mencerminkan komitmen negara dalam menjaga kerukunan antaragama.

Kunjungan Paus ini juga menjadi momen penting bagi masyarakat Indonesia untuk merenungkan dan memperkuat nilai-nilai kebersamaan serta toleransi yang telah menjadi bagian dari sejarah bangsa. Bagaimana berbagai aspek akan mewarnai peristiwa bersejarah ini?

Paus adalah pemimpin spiritual tertinggi Gereja Katolik sekaligus kepala negara Vatikan. Ia dipilih melalui proses suksesi apostolik yang telah berlangsung sejak abad ke-1 Masehi. Sebagai pemimpin global Gereja Katolik, Paus memiliki otoritas tertinggi dalam hal keagamaan dan administratif. Kata "Paus" sendiri berasal dari bahasa Latin "papa," yang berarti "ayah." Paus bertugas memimpin umat Katolik secara global, dibantu oleh para kardinal yang berperan sebagai penasihat dalam pengambilan keputusan penting.

Peran Paus sangat besar dalam menjaga persatuan umat Katolik di seluruh dunia. Di tengah globalisasi dan keragaman budaya, Paus memiliki peran penting dalam menjaga solidaritas dan kesatuan. Ia memiliki wewenang tertinggi dalam hal doktrin dan disiplin Gereja, serta bertanggung jawab menafsirkan Kitab Suci, mengeluarkan ensiklik, dan membuat keputusan penting terkait kehidupan Gereja. Paus juga menjalankan pelayanan pastoral dengan menyelenggarakan misa, perayaan liturgi, dan pertemuan dengan umat Katolik di berbagai belahan dunia. Melalui aktivitas ini, Paus menjaga kedekatan spiritual dengan umatnya.

Kedatangan Paus di Indonesia merupakan penghargaan simbolis terhadap pluralisme dan toleransi yang menjadi ciri khas Indonesia. Kunjungan ini diharapkan dapat memperkuat dialog antaragama dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya hidup rukun dalam perbedaan, sesuai dengan semboyan "Bhinneka Tunggal Ika," yang berarti "berbeda-beda tetapi tetap satu."

Kunjungan Paus ini juga memperkuat hubungan diplomatik antara Indonesia dan Vatikan yang telah terjalin sejak 1950. Selain itu, kunjungan ini mencerminkan komitmen Vatikan terhadap perdamaian dunia, khususnya di Indonesia.

Kedatangan Paus Fransiskus berpotensi menjadi citra positif bagi Indonesia di mata dunia. Melalui kunjungan pemimpin Katolik dunia ini, Indonesia dapat memperlihatkan dirinya sebagai negara yang aman, damai, serta mampu menjaga keragaman budaya dan agama. Ini adalah simbol yang kuat bagi Republik Indonesia sebagai negara yang menjunjung tinggi toleransi dan kerukunan beragama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline