Lihat ke Halaman Asli

Mochammad Syihabbudin M.Pd

Founder: Ruang pendidikan

Aku Lupa Negeriku Sudah Merdeka

Diperbarui: 17 Agustus 2021   23:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sebagai kata yang tak bisa aku terucap, sebagai masa yang tak bisa aku jelaskan dan begitu luar biasa isi dari otak ini tentang negeri sampai akhinya aku memutuskan untuk berhenti dan melanjutkanya seorang diri. Kata itu luar biasa dalam penafsiran daun yang tak mampu menggapai tanah ketika terjatuh, hari itu akan terasa mahal ketika dollar tak lagi menjadi mata uang, kejadian itu begitu indah ketika dunia tak lagi mempunya bintang ketika malam tiba.

Aku termenung melihat negeri ini begitu berfantasi, sehingga membuat semua manusia tak mampu dalam menafsirkanya untuk menggapai indahnya dunia. Mata, hati dan telinga akan aku siapkan sebagai alat pertempuran karena aku sadar negeriku hari ini tidak lagi baik-baik saja. Negeriku hari ini tidak lagi bercengkrama dengan  manusia karena negeriku hari ini hanya dimiliki oleh wakil yang tak mampu mewakili ruang kosong dalam keindahan hari yang selalu menjaga hari-hariku sebelumya.

Berbicara negeri ini begitu banyak sudut pandang, melihat bangsa ini begitu banyak pengetahuan sampai manusia yang ada di dalamnya hanya mampu mengambil hikmah dalam sebuah keputusan yang diputuskan oleh sang penguasa, manusia di negeri diajarkan untuk selalu positif thingking, manusia di bangsa ini diajarkan untuk selalu berbicara dan manusia itu diajarkan untuk menutup mulutnya sendiri sehingga masa itu tak akan bisa dalam mencari sebuah keajaiban yang tak di hiraukan oleh lamunan dan waktu.

Aku tertawa melihat bangsa ini, keputusan yang tak pernah serius, wakil kami yang selalu tertidur bahkan kami disuruh untuk besekolah tetapi tak diajarkan untuk membenahi isi di dalamya.

Aku ketawa, tersenyum dan benci melihat dalam lamunan rindu akan keindahan malam ini tanpa harus memikirkan besok mau makan apa, besok mau rindu siapa dan besok mau cinta siapa.

Negeriku mempunyai fasilitas, negeriku mempunyai sistem dan negeri ku mempunyai cinta tapi hati kembali teringat,  itu hanya mimpi, itu hanya halu dan itu hanya fatamorgana yang akan selalu ada tapi tak bisa menjadi nyata.

Hari ini 17 agustus 2021 adalah hari kemerdekaan yang ke 76 bagi yang merayakanya, tetapi kami tidak, kami bingung semua orang menganggap bangsa ini sudah merdeka, tetapi hati ingin sekali mengibarkan bendera putih di depan rumah, aku bingung semua orang menyatakan kita sudah terbebas dari penjajah tetapi kok bisa-bisanya bangsa ini di makan oleh isinya sendiri, 

Sampai aku pasrahkan kepada sang pemegang kendali,  entah meraka mau mengambil siapa, apa dan bagaimana untuk menjalankan negeri ini, semuanya serba terwakilkan, semuanya serba di sembunyikan dan semuanya mencintai dirinya sendiri tanpa harus melihat rakyat yang masih memikirkan perutnya untuk besok.

Lucunya negeri ini, aku memang jarang menulis tentang negeri tetapi sampai hari ini aku merasakan banyak sekali ketidak adilan, sampai hari ini aku melihat banyak sekali celah yang tak terlihat. Sistem negeriku katanya domokrasi, entah apa itu pengertianya apa sama dengan otoriter  dan demokrasi tak ada bedanya, hal itu memang membuat masyarakat tak mau mengkritik bukan karena apa tapi mereka tak mau buang-buang waktu tenaga dan pikiran dalam merubah pemimpin negeri ini yang tak bisa menyaring kritik.

Semoga lekas sembuh negeriku.

Tulisan : Mochammad Syihabbudin




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline