Dunia ini begitu fana, kadang aku memandang langit begitu indah sampai aku lupa untuk melihat tanah yang merupakan rumah untuk istirahat dengan tenang. Aku menyadari kehidupanku hari ini begitu luar biasa, tidak semua orang bisa di posisiku, Tidak semua manusia bisa menjawab akan permasalahan yang aku hadapi.
Aku berdiam tanpa cinta, beberapa kali aku mencoba tapi tak kunjung datang, aku ingin semuanya baik-baik saja. Sampai akhirnya aku menyadari bahwasanya hujan tak perlu menjelaskan kepada tanaman agar dia berteduh, Kehidupan ini begitu luar biasa, proses yang selalu aku syukuri sampai doa- doaku setiap hari terpanjatkan tak mengenal lelah kepada Tuhan. Hal itu menandakan aku tak lagi baik -- baik saja.
Aku mencintai kehidupanku hari ini, yang tak semestinya aku sesali. Kehidupanku memang begitu kaku, kehidupanku memang selalu mengartikan kesuksesan, seakan -- akan hari ini semuanya tak peduli, seakan akan semua nya sembunyi di balik sebuah keajaiban yang semesta sembuyikan. Malam semakin gelap, aku menyadari aku harus tidur agar aku bahagia, aku menyadari, aku harus terlelap agar mata tak lagi berharap akan datangnya keajaiban. Indah tapi pasti, semuanya akan baik- baik saja meskipun kadang Tuhan tak memberi arti betapa aku mengharapkan pasangan yang akan hadir sebentar lagi.
Malam ini begitu sunyi layaknya suara hati yang sudah lama tidak di ketuk oleh pendamping, layaknya pikiran yang tak pernah manja meskipun melewati hari demi hari dengan sendirian. Tuhan pasti membuat rencana yang tak akan bisa aku artikan malam, tapi insya allah besok akan menjadi senja yang mempunyai cerita berbeda.
Tulisan : Mochammad Syihabbudin
Di rumah < 18 juli 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H