Lihat ke Halaman Asli

Mochammad Syihabbudin M.Pd

Founder: Ruang pendidikan

Kesalahan dalam Mengambil Keputusan adalah Hal yang Wajar dalam Kehidupan

Diperbarui: 3 Januari 2021   20:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Di waktu kecil diri ini sangat termotivasi akan bekerja, menghasilkan uang dan berpesta pora dengan cara proses di bangku pendidikan, setiap hal yang aku lalui terus berjalan sampai akhirnya kejadian demi kejadian berlalu dan terus bergerak.

Beragam kejadian menjumpai kehidupan ini, sempat teringat diri ini yang selalu manja, akan nasihat orang tua, bangga dengan prestasi yang seketika itu aku dapat dengan luar biasa.

Sampai akhirnya aku pun lupa bahwasanya kehidupan ini adalah sebuah waktu yang tidak dapat berhenti, tidak akan mundur dan tidak akan kembali, aku tau kejadian demi kejadian adalah cara Tuhan untuk membuat manusia lebih bermakna, lebih bahagia dan lebih dari apa pun.

Kejadian di setiap detiknya akan terukir manis ketika diri ini mensyukurinya, berterima kasih serta bersyukur akan nikmat yang Tuhan yang di kehendaki untuk kita,  kenikmatan itu memang tidak harus berupa kebahagiaan, kebahagiaan itu memang tak harus berupa hal yang indah, indah dalam artian semua cobaan, kejadian, kegembiraan dalam hidup ini adalah sebuah seni yang dapat kita nikmati sampai kapan pun dan sebuah masalah itu pasti ada dan terus terjadi.

Di titik ini, hari ini dan detik ini diri ini mengalami hal yang mungkin dirasakan oleh semua orang, cuma bedanya semua orang tidak menceritakanya kepadaku sampai akhirnya aku pun malas untuk menceritakan hal ini kepada semua orang, kejadian yang seharusnya aku selesaikan, pekerjaan yang seharusnya aku nikmati dan kesibukan yang membuat diri ini lelah untuk menatap akan indahnya masa depan yang luar biasa.

Hari ini adalah hari tersibuk  dalam perjalanan, dan saya tau betul, diri ini sudah terbiasa oleh kesibukan tetapi berbeda dengan hari ini, singkat cerita diri ini mendapat tawaran kerja dari  sebuah intansi pemerintahan yang menurut sebagian orang adalah hal yang sangat di impikan, tetapi apa daya diri ini yang sudah terbiasa berjalan dengan konsep kebebasan, berjalan dengan pemikiran sendiri dan berjalan sesuai hal yang indah dengan paradigma sendiri.

Konsep itu yang membuat diri ini sibuk dengan kegiatan yang tertekan, deadline, perkerjaan, dan totalitas yang luar biasa pada akhirnya membuat diri ini sangat keberatan dalam menjalaninya, aku memang tidak diajakkan untuk mundur karena kebiasaan ini kesibukan ini adalah bentuk Tuhan mencintai dan menjadikan pembelajaran yang luar biasa dalam merangkai sebuah seni dalam kehidupan.

Pekerjaan yang mengharuskan diri ini keluar dari passion merupakan bentuk kebahagian yang lemah, konsep idealis, pemikir dan kritis akhinya musnah dengan politik kantor yang selalu mengekang dalam kehidupan ini.

Aku memang mempunyai tujuan, dan untuk mengisi tujuan itu kadang aku merasakan ketidak adilan yang terus menghantui sampai akhirnya aku tersadar bahwa aku harus terus berjuang dengan titik fokus yang kuat.

Pembelajaran hari ini adalah pembelajaran yang harus aku pertimbangan ketika menerima pekerjaan lagi, kontrak yang begitu pendek dengan merusak gaya hidup merupakan hasil dari politik suatu kantor yang menjengkelkan. Tetapi aku tak bisa melawan, aku tak berdaya dan aku tidak memiliki bekal yang kuat untuk membrontak, di satu sisi aku mempunyai hal untuk tidak menyerah.

Sampai akhirnya kepala ini rasanya mau pecah untuk memikirkan kejadian ini. Kejadian yang menurutku salah satu solusinya adalah bersyukur, belajar dan evaluasi untuk kehidupan berikutnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline