Benar apa yang pernah saya baca dari salah satu buku yang ditulis oleh Emha Ainun Najib atau Cak Nun. Bahwasanya disiplin itu harus menjadi salah satu inti dunia pendidikan. Baik pendidikan di rumah maupun pendidikan di sekolah.
Dalam rapat kerja guru dan karyawan SMPN 52 Jakarta, pembicaraan tentang penegakan disiplin menjadi salah satu topik paling hangat dan menggairahkan. Istilah kerennya, "Gak ada nantinya."
Bukan hukuman yang dijadikan strategi membangun disiplin di SMPN 52 Jakarta. Bukan disiplin terpaksa yang akan dikerjakan.
Akan tetapi, disiplin yang terbangun dari dalam jiwa setiap warga sekolah. Kalau disebut warga sekolah, berarti bukan hanya peserta didik. Disiplin juga harus menjadi jiwa keseharian kepala sekolah, pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik.
Lalu bagaimana dengan orang tua peserta didik?
Orangtua peserta didik juga harus memahami penegakan disiplin di sekolah. Tanpa kerja sama yang terjalin baik, antara pihak sekolah dan orangtua peserta didik, maka upaya penegakan dan peningkatan disiplin akan semakin berat.
Kementerian pendidikan sendiri sudah mencanangkan disiplin positif dalam pendidikan. SMPN 52 juga mengacu pada disiplin positif yang sudah diatur oleh Kemendikbudristek.
Semoga upaya baik tersebut dapat terlaksana dengan baik. Dan menghasilkan generasi muda terbaik.