Lihat ke Halaman Asli

Mochamad Syafei

TERVERIFIKASI

Menerobos Masa Depan

Pendakian Terakhir

Diperbarui: 5 Januari 2024   15:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompas.com

"Gak seru!" kata Sairin ketika Fahmi usul untuk pergi ke Guci. 

Dan setelah berdebat keras, akhirnya kami sepakat untuk naik gunung Slamet.  Dan kami putuskan juga melalui jalur baru.  Sebuah kenekatan yang lumayan dari 5 anak Aliyah. 

Kami naik kereta untuk sampai di desa paling Ujung.  Kalau tidak salah,  namanya Desa Clekatakan. 

Orang orang desa tidak mencurigai kami mau naik gunung karena,  desa itu bukan desa yang menjadi jalur pendakian.  Kami juga menemukan desa itu asal nemu saja. 

"Mau ke mana, Nak?" tanya seorang  kakek yang mungkin baru pulang dari kebun.

"Jalan jalan, kek," jawab  Warto. 

"Hati-hati,  sudah banyak yang tidak bisa kembali. "

"Baik, kek."

Karena bukan jalur umum,  kami menyusuri aliran sungai.  Sampai kemudian terlihat mendung yang cukup tebal.  Sepertinya masih di pinggiran hutan. 

"Ada dangau, "kata Fahmi sambil menunjuk gubuk yang tak jauh dari sungai. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline