"Sompret! Asu! Wedus!"
Umpatan Sulaiman pada dirinya sendiri. Dari kemaren , Sulaiman mengutuk dirinya yang terlalu PD. Cintanya pada Grace pasti tidak mungkin bertepuk sebelah tangan. Anak muda, sarjana, dan anak orang kaya.
Grace sendiri gadis paling menawan di kampung itu. Sebetulnya tidak cantik cantik amat. Tapi kecantikan dari dalam diri Grace yg mampu menjadikan Grace seorang perempuan anggun.
Siapa pun yang sempat berpapasan dengan Grace akan berkata dengan kalimat pujaan yang sama. Gading anggun. Dan tak akan ada yang menandinginya.
Tak ada yang berani mendekati Grace. Ada yang berani pun kadang belum seberapa lama terus mundur pelan pelan. Ya, karena keanggunan Grace yang betul betul sebuah pacaran jiwa yang suci.
Sulaiman. Cuma Sulaiman yang keberanian berlebih. Ia merasa tak ada saingan lagi. Sehingga Sulaiman pun merasa dirinya yang pasti akan dipilih Grace.
"Apa?"
Kabar itu benar benar mengagetkan Sulaiman. Dunia seakan kiamat. Langit runtuh. Dan gunung gunung beterbangan.
"Grace memilih kakek Wargo?"
Sulaiman pun putus asa. Perlahan Sulaiman mencari sianida. Sulaiman merasa hidupnya tak berguna. Untuk apa jadi anak lurah? Untuk apa jadi anak muda? Kalau sama kakek kakek saja harus bertekuk lutut?