Setiap lembaga seperti sekolah, jelas memerlukan panduan perjalanan. Sebuah jawaban akan pertanyaan, mau ke mana menuju?
Tidak bisa dirumuskan sendiri oleh kepala sekolah. Harus dirumuskan bersama. Bukan hanya oleh guru, makna bersama tersebut juga melingkup pada peserta didik dan orang tua peserta didik.
Rapat kerja SMPN 52 Jakarta yang dilaksanakan selama 2 hari, di antaranya jelas untuk merumuskan hal tersebut. Sebuah visi lembaga. Tujuan bersama yang hendak dicapai dan dicitakan secara bersama pula.
Misi juga direview. Masih relevankah sebagai sebuah panduan?
Perubahan sudah membersamai hidup kita semua. Tak ada yang tak berubah kecuali perubahan itu sendiri. Apakah kita harus khawatir terhadap perubahan tersebut? Tentu tidak. Melalui sebuah perencanaan yang matang, perubahan adalah kesempatan dan tantangan yang siap membawa kita ke tempat yang lebih baik.
Kurikulum Merdeka tidak dibarengi dengan pelatihan sebagaimana pengawal pemberlakuan sebuah kurikulum. Guru harus aktif mencari referensi. Platform Merdeka Mengajar (PMM) menjadi andalan guru dalam memahami kurikulum Merdeka tersebut.
Sekolah membentuk komunitas guru belajar untuk memfasilitasi guru dalam memahami kurikulum. Dengan kolaborasi, kurikulum dapat semakin cepat terpahami.
Hasil Asesmen Nasional yang berupa rapor pendidikan diharapkan menjadi acuan dalam membuat program sekolah. Sering diistilahkan s bagai PBD (program berbasis data). Kelemahan setiap sekolah sudah terekam rapi dalam rapor pendidikan.
Rapat kerja SMPN 52 Jakarta jelas menjadi ajang penggodokan program sekolah dalam melaksanakan kurikulum Merdeka. Dan menjahit sobekan sobekan dalam rapor pendidikan.
Program program handal yang berbasis pembelajaran di kelas sudah mampu ditelorkan dalam raker tersebut. Smart class akan menjadi upaya meningkatkan pembelajaran di kelas. Dengan smart class yang tercipta dengan baik, diharapkan akan menjadikan SMPN 52 Jakarta menjadi smart school.