Setelah menggurui begitu banyak generasi muda, kini saatnya untuk menginjakkan kaki pada etape berikutnya. Setelah menunggu selama kurang lebih 3 tahun, kini diamanati untuk membersamai SMP Negeri 52 Jakarta.
Sebelumnya, selama 15 tahun bolak balik menginjakkan kaki di Pondok Bambu, tepatnya di SMP Negeri 135 Jakarta. Dan sebelumnya lagi, selama 12 tahun mengajak olah pikir anak anak di Kemayoran, tepatnya di SMP Negeri 228 Jakarta.
Pada tahun 2019 mengikuti serangkaian ujian menjadi kepala sekolah. Setelah mengikuti dengan tekun dan penuh semangat, pura pura-pura nya, akhirnya dinyatakan lulus bersama 100 lebih tekan guru DKI lainnya.
Ada juga pelatihan yang dilakukan oleh para pengawas sekolah. Ada juga kegiatan magang selama 1 minggu di SMP Negeri 255 Jakarta. Setelah semua proses itu dilalui, akhirnya tinggal penantian.
Disebabkan karena COVID-19, penantian itu dirasa semakin panjang. Tak apalah, toh semua akan indah pada waktunya.
Bulan Februari, tepatnya akhir Februari, akhirnya dilantik juga. Dan minggu kemarin diadakan sertijab.
Menjadi kepala sekolah tentu bukan tujuan. Akan tetapi, tanpa menjadi kepala sekolah, begitu banyak ide tentang pendidikan akan sulit diwujudkan.
Mulai hari ini, kaki sudah ditapakkan di SMP Negeri 52 Jakarta. Bertemu Ibu Kepala Sekolah lama, para wakil, staf, dan kasatlak. Hari pertama diisi dengan verifikasi zonasi dalam rangka PPDB 2023 yang masih berdasarkan zonasi sebagai salah satu jalurnya.
Cerita sudah mulai kudengar. Tentang prestasi SMP Negeri 52 sebagai sekolah adiwiyata, sebagai sekolah hijau, dan segudang prestasi lainnya.
Semoga kehadiranku membersamai SMP Negeri 52 akan semakin meningkatkan prestasi yang sudah segudang tersebut. Yah, inilah hari pertama ku di SMP Negeri 52 Jakarta.