Seharusnya Demokrat dan PKS mendapatkan limpahan suara dari pencinta Anies Baswedan. Sekarang tinggal Anies Baswedan yang diidentikkan dengan mereka yang oposisi. Sebagaimana Demokrat dan PKS yang juga berposisi.
Tapi, kedua partai itu keduluan langkah Nasdem. Bahkan semangat Nasdem dalam membela Anies sangat begitu terasa. Hampir dapat dikatakan bahwa semua acara Anies sekaligus acara Nasdem.
Akhirnya, orang menganggap bahwa Nasdem telah berjasa terhadap tokoh mereka. Tanpa Nasdem, Anies memang bukan siapa-siapa. Dan perjuangan Nasdem yang membawa kemungkinan besar Anies akan menjadi capres.
Demokrat masih sibuk dengan upaya mendorong AHY mendapatkan posisi. Minimal cawapres. Hanya saja, Kengototan Demokrat justru mendorong kengototan PKS yang mendorong Aher menjadi cawapres.
Akhirnya, mentok. Hingga Nasdem harus bermanuver dulu untuk menghajar ego kolega koalisinya tersebut. Dan, barulah Demokrat serta PKS sadar diri.
Hanya saja, kemudian muncul kerugian di depan mata. Memgusung Anies bersama Nasdem ternyata bukan keuntungan yang didapat. Kerugian yang sudah pasti di depan mata. Pendukung Anies yang dulu mendukung PKS sekarang beralih ke Nasdem.
Demikian juga Demokrat. Kerugian itu terbaca dalam survei Kompas. Demokrat paling terpuruk. Karena pendukung partai Demokrat yang juga pendukung Anies ternyata bermigrasi ke Nasdem.
Untuk saat ini, Demokrat dan PKS memang tidak memiliki tokoh. Sehingga kedua partai itu bisa jadi cuma dianggap sebagai pelengkap pencapresan Anies. Cuma untuk mendapatkan angka 20 persen.
Ya, begitulah politik. Siapa pinter, bisa lancer.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H