Di tengah pesimisme penggila sepakbola, kemunculan Erick Thohir pada Minggu, 15 Januari 2023 di Kantor PSSI untuk mengembalikan formulir sebagai calon ketua umum PSSI adalah hal yang luar biasa. Karena sebelumnya muncul berita akan kembalinya mantan ketua umum PSSI untuk kembali bertarung memperebutkan kursi ketua umum PSSI padahal dulu juga sudah gagal.
Kekalahan tim Garuda di semifinal AFF digulung Vietnam sering dikaitkan dengan kegagalan organisasi yang memayungi dunia persepakbolaan nasional tersebut. Organisasi hanya sibuk dengan dirinya sendiri. Bahkan sering terdengar ada mafia di sana.
Tragedi Kanjuruhan yang benar-benar menjadi tragedi nasional juga merupakan ketidakprofesionalan organisasi tersebut dalam menjalankan tugas organisasi nya. Terlalu banyak masalah tak pernah diselesaikan hingga tragedi berulang ulang terjadi.
Kondisi memprihatinkan paling akhir adalah keputusan PSSI untuk menghentikan Liga 2 dan Liga 3. Sangat menunjukkan ketidakprofesionalan dalam pengelolaan program organisasi.
Itu hanya beberapa contoh saja, dari sekian kegetiran penggemar sepakbola terhadap PSSI. Tak bisa disalahkan jika kemudian menggaung teriakan agar PSSI dibubarkan saja. Karena organisasi yang satu ini terlalu banyak masalah. Tak mungkin berharap ada penyelesaian masalah dari orang-orang bermasalah.
Erick Thohir jelas menjadi harapan besar untuk terjadinya perbaikan PSSI. Erick memiliki kelebihan karena dia kuat dalam pendanaan dan politik.
Secara politik, sekarang Erick adalah salah satu orang kepercayaan Jokowi. Sehingga dalam hal persoalan politik menghambat perubahan di PSSI bisa disapu dengan bersih.
Secara ekonomi juga kuat. Selain dirinya seorang pengusaha, juga sekarang sedang memangku kementerian BUMN. Persoalan pendanaan sepakbola bisa didukung oleh BUMN.
Secara pribadi, Erick Thohir juga bukan orang baru sama sekali di dunia sepakbola. Erick Thohir pernah menjadi pemilik Inter Milan. Semua orang tahu bagaimana sepak terjang Inter di Eropa bahkan di kancah internasional.
Erick juga pernah mengadakan kegiatan sepakbola Piala Presiden di saat PSSI terkena masalah dan tak bisa menyelenggarakan kompetisi.