Sering banget saya memperhatikan anak anak pinter di sekolahku. Setelah 26 tahun menjadi guru, kesimpulanku tentang anak pinter itu adalah mereka egois.
Anak pinter tidak mau kerja sama. Ada yang menganggap kerja sama sebagai kerja lelet. Dia merasa bisa mengerjakan tugas itu lebih cepat, tapi teman temannya memerlukan waktu lebih lama sehingga dia harus nungguin.
Anak pinter biasanya menyendiri. Dia lebih suka mengerjakan soal soal yang belum dikuasai atau membaca nateri pelajaran yang belum diajarin tinimbang main atau bercanda bersama teman-teman nya di taman atau di kantin.
Anak pinter biasanya setelah bel pulang sekolah, langsung pulang. Karena dia harus ikut les di tempat lain.
Apa hubungannya dengan pacar?
Anak pinter biasanya tidak suka pacaran. Mukanya terlalu serius. Tujuan nya jelas, masuk sekolah terbaik atau Perguruan tinggi favorit.
Mereka, anak pinter, kuper dalam hal pacar memacar. Maklum, anak laki-laki juga suka keder kalau pacarnya lebih pinter. Cuma laki-laki nekad yang berani mendekati cewek pinter.
Anak laki-laki pinter juga kadang sulit pacaran karena dia tak tahu sama sekali trik trik pacaran. Biasanya ada yang mendekati cowok pinter, tapi cuma buat nyontek tugas doang. Cewek ogah pacaran dengan cowok pinter karena sering tak romantis.
Ini kejadian teman saya, anaknya perempuan, pinter. Sejak SD selalu juara. Hingga masuk Perguruan tinggi favorit. Orang tua mana yang tak senang jika punya anak punya prestasi seperti itu.
Bukan hanya sarjana, tapi meneruskan ke pascasarjana. Waktunya juga cepat karena dia anak pinter.