Setelah capres mulai terlihat petanya, maka perebutan selanjutnya adalah pada penentuan cawapres. Cawapres bukan lagi pajangan, tapi sudah benar-benar ikut menentukan.
Capres sendiri sudah semakin mengerucut pada 3 nama. Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan. Ketiga nama tersebut memang selalu menempati posisi teratas. Bahkan cukup jauh meninggalkan nama nama lainnya.
Selisih di antara ketiganya juga kecil. Kemungkinan Ganjar unggul, kemungkinan Prabowo yang unggul, tapi Anies Baswedan juga memiliki kemungkinan sama. Setahun ke depan akan benar benar menentukan.
Jika persaingan ketiga capres tersebut dipastikan akan sengit, maka cawapres akan sangat menentukan. Nama nama yang beredar selama ini adalah AHY, Aher, Andika, Muhaimin Iskandar, Sandiaga Uno, Puan Maharani, dan Ridwan Kamil.
Hanya saja elektabilitas mereka masih jeblok banget. Mereka masih memiliki perolehan di sekitar angka dua. Kecuali Ridwan Kamil yang menurut survei Kompas melesat 2 digit lebih. Pada survei Oktober Ridwan Kamil memperoleh 8 persen lebih. Sementara teman temannya masih berkutat di sekitar angka dua.
Dengan demikian, Ridwan Kamil tak cukup untuk maju sebagai capres. Posisi paling tepat untuk Ridwan Kamil adalah cawapres. Bahkan untuk posisi cawapres, Ridwan Kamil memiliki potensi paling besar.
Oleh karena itu, Ridwan Kamil bisa menjadi rebutan untuk dijodohkan dengan Anies, dengan Prabowo, atau dengan Ganjar. Ridwan Kamil memang cukup fleksibel. Bisa masuk ke mana saja.
Bisa jadi Ridwan Kamil akan maju bersama Ganjar, Prabowo, atau Anies. Bersama Ganjar, RK bisa masuk. Dengan Anies bisa masuk. Demikian juga dengan Prabowo.
Jika menggandeng RK, ketiga capres akan mendapat keuntungan yang tiada teeperi. Atau dengan kata lain, siapa bisa mrnggait RK, maka kursi kepresidenan sudah dapat dibayangkan.
Hanya saja, kelemahan RK karena dia tak memiliki partai. RK harus bekerja independent. Sehingga dukungan Senayan sering menjadi pertanyaan.