Bapak nyalon jadi penguasa Balaikota DKI Jakarta, saya dukung karena saya merasa yakin Bapak orang baik. Dan ada perubahan di DKI bersama Bapak.
Ketika Bapak nyalon presiden. Saya juga mendukungnya sepenuh hati. Masih dengan alasan sama. Keyakinan jika Bapak orang yang baik. Negeri ini harus dikelola oleh orang baik.
Sebenarnya agak kecewa di periode pertama, tapi masih wajar. Karena memang tak mungkin segalanya bisa diselesaikan dengan baik. Yang jelas kerja keras Bapak ngebangun tol, ngebangun Papua, dan pembangunan yang tak lagi Jawa sentris sangat membanggakan.
Dan saya pun mendukung kembali dengan sepenuh hati untuk Bapak. Apalagi ketika Bapak merasa tak punya beban lagi. Harapan ku melambung tinggi.
Tapi kemudian muncul aneka kekecewaan. Mulai dari perubahan UU KPK. Lembaga itu seakan dirobohkan, justru pada masa Bapak. Oligarki partai juga semakin bikin negeri ini sempoyongan.
Eh, kenapa bertubi-tubi muncul persoalan pupuk, persoalan minyak goreng, persoalan kedele, persoalan daging, persoalan IKN. Seakan persoalan itu begitu berentet.
Yang lebih menyedihkan adalah ketika muncul isu 3 periode. Seharusnya Bapak tegas pada isu ngawur begini. Karena saya masih sangat yakin jika Bapak bisa menjaga konstitusi kita.
Dan isu penundaan pemilu kenapa muncul pula, Pak?
Sepertinya ada skenario besar untuk itu. Saya masih bingung dengan Anda tentang soal ini. Apalagi ketua partai politik juga udah mancing mancing begini. Termasuk juga salah satu menteri Anda.