Lihat ke Halaman Asli

Mochamad Syafei

TERVERIFIKASI

Menerobos Masa Depan

Nego Sama Siapa?

Diperbarui: 27 Agustus 2021   17:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi

Setelah menunggu selama hampir 2 tahun, turunlah SK sebagai pegawai negeri sipil. Seorang mahasiswa ikatan dinas, tak perlu capek capek melamar pekerjaan. Sudah ada pekerjaan menunggu. 

Dalam surat keputusan yang aku terima, sudah ada keterangan gaji sebagai calon pegawai negeri sipil. Jika pegawai negeri sipil mendapatkan gaji penuh 100 persen, maka sebagai calon pegawai negeri sipil, aku harus bersedia menerima 80 persen dari PNS. 

Emang berapa gaji PNS waktu itu? 

Hehe... Malu jadinya. Gaji PNS jaman Soeharto cuma 150 ribu. Untuk golongan 3a atau sarjana. Jadi gajiku yang tertulis dalam SK yang kuterima hari itu ya, 120 ribu. 

Cukup? 

Sebagai seorang bujangan jomlo pun tak cukup. Apalagi mikiran makan, untuk transportasi saja tidak cukup. 

Maka, aku pun terus menulis. Untuk mencari sesuap nasi. Selain menulis, seperti temen temen guru lainnya, mencari lowongan pekerjaan di sekolah sekolah swasta yang waktu itu masih berjibun di Jakarta. 

Jadi, jangan mengeluh kalau guru suka jual LKS pada siswanya. Buat sekadar makanin keluarga karena gaji yang tak seberapa. 

Terus, emang gak bisa nego? 

Yah, jalan pegawai negeri sipil yang aku tempuh sama sekali tidak memberikan ruang seperti itu. Berani berbeda dengan kepala sekolah itu hebat banget kalo tak langsung dihajar habis sebagai Komunis anti Pancasila. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline