Lihat ke Halaman Asli

Mochamad Syafei

TERVERIFIKASI

Menerobos Masa Depan

Berebut Jalanan di Jakarta

Diperbarui: 31 Mei 2021   07:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompascom

Persoalan muncul ketika Anies Baswedan sebagai gubernur DKI Jakarta membuat jalur khusus sepeda bahkan di jalan supermacet seperti jalan Sudirman.  Dan pemotor yang biasanya memiliki kehidupan kasta bawah mulai iri dengan kondisi ini. 

Pesepeda pun menyombongkan diri. Viral ketika muncul video seorang pesepeda sendirian menghadang pemotor yang masuk ke jalur khusus sepeda. Padahal para pemotor itu juga banyak yang terlihat menggunakan jaket ojek online yang harus sigap menyiasati kemacetan akut di Jakarta. 

Pesepeda yang menghadang pemotor di jalur khusus sepeda bukan pesepeda miskin yang butuh wilayah khusus. Terlihat dari model sepedanya yang super mahal kemungkinan dia hanya pehobi sepeda. Orang yang naik sepeda cuma untuk bersenang-senang belaka. 

Ketika kemudian muncul video para pehobi sepeda melintas di jalur umum secara be rombongan bahkan menyulitkan pengendara lain, terutama pemotor untuk melintas sehingga menimbulkan kemarahan pemotor, maka secara spontan dukungan muncul seperti gelombang. 

Pemotor seakan sedang merepresentasikan orang orang kalah yang punya kesempatan untuk menyerang balik. Dan sasaran mereka adalah pesepeda yang selama ini dianggap arogan karena mendapatkan fasilitas berlebih dari pemda DKI Jakarta padahal mereka cuma berurusan dengan hobi belaka. Sementara pemotor berurusan dengan hidup dan masa depan. 

Jalanan Jakarta menjadi ajang rebutan ruang antara penghuninya. Sebelumnya, sering terjadi pertengkaran antara pemotor dan pemobil. Secara aturan pemotor memang dikalahkan. Ada lajur cepat yang tak diperbolehkan untuk motor dan hanya diperuntukkan bagi pemobil yang sudah punya jalan tol segala. Bahkan Jalan Sudirman pernah disterilkan dari pemotor. 

Jika anda mengendarai mobil di Jakarta, maka Anda harus sering mengurut dada dengan tingkah pemotor di jalanan. Setiap ada kecelakaan, pemobil akan tertuduh sebagai pihak yang bersalah. 

Pejalan kaki juga sering berebut wilayah dengan pemotor. Sering pemotor mengokupasi pedestrian untuk pejalan kaki, sehingga pejalan kaki harus ngalah. 

Belum lagi perseteruan antara pejalan kaki dengan penjual kaki lima. Trotoar sering dijadikan tempat jualan tanpa merasa bersalah. Sehingga pejalan kaki harus berjibaku lewat jalan yang berseliweran motor dengan segala persoalan nya. 

Pemda DKI Jakarta harus mampu mengatur jalanan Jakarta dengan baik. Jalanan Jakarta yang sempit harus dibagi dengan adil. Jika ada perasaan diperlukan tidak adil, jalanan akan menjadi padang pertempuran mengerikan. 

Semoga akan terpilih jalanan yang berbudaya. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline