Mari kita nikmati semua yang sudah tersaji tanpa harus berpikir tentang nanti
Mari kita berpesta dengan tawa riang gembira tanpa harus bertukar rupa segala
Mata dan serpihan cinta kita letakkan di meja kamar untuk sementara
Mengapa ada kata jika?
Ketika seribu bayang kau hadirkan sebagai menu makan hari ini
Ketika beribu tatapan meninjumu dalam kepura-puraan puraan yang melenakan
Satu demi satu aku harus menerima tetes air mata yang masih begitu biru
Antara ya dan tidak!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H