Kamdi jelas orang yang baik. Tidak pernah macam macam. Orang biasa yang terlalu biasa. Tak mungkin Kamdi masuk menjadi sebuah berita.
"Kamdi ditangkap polisi, " kata Sarwan.
Kami, bapak bapak yang lagi main catur di pos ronda langsung menatap si pembawa berita.
"Darimana kamu tahu? " tanya Parno.
"Anaknya yang cerita. Sekarang Kamdi ada di kantor polisi. "
"Kita ke rumahnya, " kata Pak RT yang langsung melangkah dan diikuti bapak bapak yang lain.
Runah Kamdi cuma beda gang. Sehingga rombongan bapak bapak itu langsung sampai rumah Kamdi yang sudah terkunci dari luar.
"Mungkin semua keluarganya ke kepolisian. "
"Bukan nya Hamdi cuma tinggal sama Anto, anaknya? "
Kamdi sebetulnya hidupnya cukup menyedihkan. Setelah di-PHK, Kamdi tak dapat pekerjaan lagi. Mungkin karena tak mendapatkan nafkah lagi, istri Kamdi pergi mengikuti laki-laki lain. Meninggalkan Kamdi dan tiga anaknya.
Beberapa waktu kemudian, dua anaknya ikut istrinya yang sudah bersuami lagi. Tinggallah Kamdi hanya dengan Anto. Mungkin Anto tak tega meninggalkan bapaknya sendirian.