Hari ini, 21 Maret, telah dinyatakan sebagai Hari Hutan Sedunia. Hari Hutan Sedunia pertama diumumkan pada tahun 2012 oleh Majelis Umum PBB.
Bagaimana kondisi hutan pada Hari Hutan Sedunia tahun 2021 ini?
Semua orang tahu dan faham bahwa keberadaan hutan menjadi paru-paru dunia. Prilaku tidak benar dalam mengelola hutan berarti upaya merusak kehidupan dunia. Karena tak mungkin ada kehidupan tanpa paru paru.
Bukan hanya sebagai paru-paru dunia, hutan juga menjadi tempat bergantung hidup bagi sekitar 1,6 milyar manusia penghuni bumi. Belum dihitung makhluk hidup lainnya.
Selain itu, hutan juga menjadi tempat hidup sekitar 2000 budaya di dunia. Tanpa hutan, berarti musnahlah 2000 budaya tersebut.
Hutan selama ini masih menjadi arena untuk mata pencaharian. Selain itu, hutan dengan aneka ragam kehidupan hayatinya, menyimpan jutaan bahan obat obatan yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan umat manusia.
Untuk sebagian orang, hutan juga menyimpan bahan bakar yang tak pernah habis. Bahkan tak jarang, manusia bergantung pada makanan yang ada di dalam hutan. Tak sedikit manusia yang masih tinggal dan menjaga hutan sebagai lingkungannya.
Tapi, keserakahan manusia tak terkendali. Dunia dan isinya diciptakan Tuhan sangat mencukupi kehidupan manusia di dalamnya. Akan tetapi, dunia tak mungkin bisa mencukupi keserakahan. Meski hanya untuk satu orang.
Jangan tanya tentang luas hutan yang dialihfungsikan. Bahkan yang terakhir terdengar adalah Program Lumbung Pangan Nasional. Dalam program ini, pemerintah telah membuka hutan untuk ditanami singkong.
Belum lagi rakusnya perkebunan kelapa sawit. Beribu hektare hutan telah berubah menjadi perkebunan sawit. Keanekaragaman hayati berubah menjadi sawit semata memandang.