Lihat ke Halaman Asli

Mochamad Syafei

TERVERIFIKASI

Menerobos Masa Depan

Ketika AHY Mendadak Lempar Handuk

Diperbarui: 13 Maret 2021   11:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Geger Demokrat baru akan berakhir kalau salah satu pihak melempar handuk. Dalam pelajaran bahasa Indonesia di SMP, lempar handuk berarti menyerah. Tidak bisa melanjutkan pertandingan. Misalnya saja pada saat pertandingan tinju. Jika pelatih salah satu pihak melempar handuk ke arena tinju maka wasit akan menghentikan pertandingan. Dan pihak yang melempar handuk dinyatakan kalah. 

Kemungkinan dari situ asal muasal istilah lempar handuk yang berarti menyerah. Sekarang sudah dipakai di mana saja. Termasuk dalam kontestasi politik di negeri ini. Lebih tepatnya, dalam tubuh Demokrat. 

Kamdi cengar-cengir sendirian di pos ronda yang masih sepi.  Kamdi sedang membaca berita di grup WA. 

Sudah terkonfirmasi bahwa AHY memang benar-benar melempar handuk.  

"Berarti bola panas sekarang ada di Muldoko, " kata Kamdi dalam hati. 

Kamdi tidak memihak salah satu pihak dalam pertandingan kurang sehat di Demokrat ini. Tapi, Kamdi suka bersorak kalau ada pihak yang terkena pukul pihak lawan. Apalagi kalau pukulannya telak. 

Semua orang tahu, selama ini Kamdi Golput. Kalau ada serangan fajar selalu diterima tapi gak pernah datang ke TPS. Ketika orang yang memberi serangan fajar protes, Kamdi mengancam akan melaporkan orang itu. Akhirnya, Kamdi selamat menikmati serangan fajar dari semua pihak. 

Contoh tidak baik. Sebaiknya lupakan saja cerita Kamdi yang ini. 

"Senyum sendirian, Kamdi? " tanya Bogel yang baru datang ke pos ronda sambil membawa sebungkus rokok dan segelas kopi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline