Lihat ke Halaman Asli

Mochamad Syafei

TERVERIFIKASI

Menerobos Masa Depan

Ada Gatot di Geger Demokrat

Diperbarui: 12 Maret 2021   07:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Kehadiran Gatot Nurmantyo dalam geger Demokrat membuat suasana semakin seru dan lucu.  Setelah dua jendral berseberangan, nyempil satu jendral lagi menemukan kesempatan. 

Komentar Gatot jelas menohok Moeldoko. Karena Gatot merasa lebih dulu didatangi oleh orang orang yang hendak ber-KLB. Tapi Gatot mengatakan bahwa dia langsung menolak nya karena jasa SBY ketika dia diangkat menjadi petinggi di TNI.. Masa mengkudeta anak dari orang yang telah berjasa membesarkan nya? 

Selain SBY, Gatot menyebutkan satu orang lagi yang telah berjasa kepadanya, yaitu presiden Jokowi.  Kedua nya memiliki jasa pada karier militer Gatot. 

Kubu Moeldoko pun meradang.  Lalu, salah seorang penggagas KLB pun meminta orang yang mendatangi Gatot untuk bersuara. Tapi, belum ada suara itu. 

Ada yang agak aneh dari munculnya Gatot di tengah geger Demokrat. Pertama, ketika Gatot menyebut dua orang yang berjasa yaitu SBY dan Jokowi.  Terhadap SBY dia masih menaruh hormat yang tinggi.  Bahkan kepada anaknya pun dia tak berani mengkudeta. 

Persoalannya, semua orang tahu bagaimana sikap Gatot terhadap Presiden Jokowi yang juga dianggap nya sebagai orang yang berjasa dalam karier militernya.  Selama ini, Gatot melalui KAMI justru memposisikan di tempat yang berseberangan dengan Jokowi. 

Lalu apakah ini sebuah politik belaka untuk ikut mencari tumpangan ketika mobil sendiri sudah mogok sebelum dipakai? 

Kedua, ungkapan kesetiaan Gatot terhadap SBY bukan nya tanpa sayap. Tentu ungkapan tersebut sengaja disampaikan untuk menembak bekas atasannya yang sedang berseteru dengan SBY. Siapa lagi kalau bukan Moeldoko. 

Secara tidak langsung akan tertangkap oleh orang bahwa Moeldoko tidak tahu terimakasih karena telah mengkudeta anak dari orang yang menandatangani SK nya sebagai petinggi di TNI.  

Hal ini juga sebetulnya kembali menukik ke arah Gatot sendiri. Karena Gatot bahkan sudah berbeda justru ketika masih duduk sebagai seorang panglima. Bagaimana orang melihat "main mata" Gatot dengan kelompok tertentu waktu ada gonjang ganjing di Jakarta. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline